Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu ditutup dengan menguat 0,50% ke level 6.118,15 pada perdagangan Rabu (18/8/21). Kendati demikian, sejumlah saham terjerembab ke level auto reject bawah (ARB) yakni 7% pada perdagangan sesi II sore ini.
Data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi saham total hari ini mencapai Rp 16,58 triliun, dengan volume perdagangan 24,83 miliar saham dan frekuensi perdagangan 1,60 juta kali.
Asing masuk Rp 1,12 triliun di pasar reguler, dan ada net sell atau jual bersih asing di pasar nego dan tunai sehingga total net buy asing menjadi Rp 873 miliar. Dalam sepekan terakhir asing masuk Rp 1,99 triliun di pasar reguler dan sebulan terakhir net buy asing Rp 1,98 triliun.
Di tengah penguatan IHSG ini, beberapa saham terkena ARB.
Saham ARB pada perdagangan Rabu (18/8)
1. Bank Ina Perdana (BINA) -7% Rp 3.720, transaksi Rp 7 M
2. DCI Indonesia (DCII) -7% Rp 44.175, transaksi Rp 176 Juta
3. Bank Bumi Arta (BNBA) -6,99% Rp 1.065, transaksi Rp 13,48 M
4. Bank Ganesha (BGTG) -6,98% Rp 240, transaksi Rp 46,4 M
5. Bank MNC (BABP) -6,94% Rp 402, transaksi Rp 302 M
6. Allo Bank (BBHI) -6,81% Rp 2.190, transaksi Rp 21,45 M
7. Smartfren (FREN) -6,87% Rp 122, transaksi Rp 395 M
8. Bank Neo Commerce (BBYB) -6,86% Rp 1.425, transaksi Rp 242 M
9. Elang Mahkota (EMTK) -6,84% Rp 1.975, transaksi Rp 301 M
10. Sumber Alfaria (AMRT) -6,76% Rp 1.310, transaksi Rp 84 M
11. Bukalapak (BUKA) -6,74% Rp 830, transaksi Rp 786 M
12. BFI Finance (BFIN) -6,67% Rp 980, transaksi Rp 135 M.
Di sisi lain, investor asing melakukan pembelian di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 517 miliar dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 156 miliar.
Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dilego Rp 154 miliar dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) yang dijual Rp 55 miliar.
Sentimen positif di kawasan Asia muncul dari Jepang yang melaporkan ekspor Juli melonjak dua kali lipat secara bulanan untuk 5 bulan yang berturut-turut. Secara tahunan, ekspor Juli terhitung melompat 37%.
Koreksi yang menimpa bursa saham Amerika Serikat (AS) cenderung diabaikan, mengingat indeks Dow Jones dan S&P 500 di bursa Wall Street AS hingga Senin lalu telah mencetak reli pada hari kelima berturut-turut sehingga koreksi pada Selasa dinilai sebagai wajar.
Pasar kini memantau arah perkembangan moneter di AS menyusul wacana dimulainya kebijakan tapering (pengurangan pembelian obligasi di pasar sekunder).
Kebijakan ini berpeluang memicu capital outflow di negara berkembang. Namun, pasar meyakini ekonomi AS masih perlu ditopang terutama di tengah penyebaran virus Covid-19 varian delta.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMib2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDgxODE2NTAwMS0xNy0yNjkzOTEvYWxhbWFrLTEyLXNhaGFtLWFuamxvay1rZW5hLWFyYi03LWJ1a2FsYXBhay1lbXRla9IBc2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDgxODE2NTAwMS0xNy0yNjkzOTEvYWxhbWFrLTEyLXNhaGFtLWFuamxvay1rZW5hLWFyYi03LWJ1a2FsYXBhay1lbXRlay9hbXA?oc=5
2021-08-18 10:08:25Z
52782919383370
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Alamak! 12 Saham Anjlok Kena ARB 7%, Bukalapak-Emtek - CNBC Indonesia"
Post a Comment