Liputan6.com, Jakarta Utang negara merupakan salah satu hal yang kerap menjadi sorotan masyarakat. Utang yang terus bertambah selalu dicap sebagai hal yang negatif oleh publik.
Menanggapi hal tersebut, wakil Kementerian Keuangan Suahasil Nazara meminta agar masyarakat jangan menstigmatisasi utang pemerintah.
"Kita melebarkan defisit supaya APBN nya tetap bisa memberi support kepada perekonomian untuk tumbuh. Kalau pelebaran defisit, tambah gede utangnya karena itu jangan stigmatisasi utang," kata dia, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Oleh karena itu dia meminta semua pihak untuk mensosialisasikan bahwa utang merupakan alat yang dapat membantu mendorong perekonomian.
"Saat diperlukan, kita harus pakai alat itu, Utang itu adalah alat, tolong ikut bantu menjelaskan kepada masyarakat utang adalah alat," ujarnya.
Menurutnya, utang dapat menjadi alat yang berguna jika digunakan untuk hal produktif.
"Kalau dipakai dengan benar, utang itu malah berkah. Kalau utang kita stigmatisasi dari awal maka pada saat kita perlukan kita gak bisa pakai, kita gak bisa melebarkan defisit. Juga, tidak bisa menjaga pengeluaran suapaya menjaga momentum pertumbuhan lebih cepat. Itu kita gak mau," ujarnya.
Sebagai informasi, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah per akhir Oktober 2019 berada di angka Rp 4.756,13 triliun.
Rasio utang ini mencapai 29,87 persen terhadap PDB. Posisi utang ini mengalami kenaikan sebesar Rp 277,56 triliun dibandingkan posisi Oktober 2018 yang tercatat sebesar Rp 4.478,57 triliun.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tak Datang dari Utang
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah tengah berupaya menarik investasi untuk datang ke Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan sehat.
Meski demikian, dia menegaskan, sebagian besar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak ditopang oleh utang.
"Jadi nantinya sebagian besar pertumbuhan ekonomi kami, tidak datang dari pinjaman atau utang, tapi lebih dari privat sektor. Sama baiknya dengan atau sejalan dengan datangnya modal, itulah mengapa prioritas kami untuk meningkatkan atau menjaga iklim investasi menjadi hal yang utama," ujarnya di Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (26/11).
Sri Mulyani mengatakan, Presiden Jokowi memiliki cita-cita menjadikan Indonesia menjadi negara kaya dan maju.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tercapai walau ekonomi global melambat. Investasi menjadi fokus utama pemerintah agar cita-cita tersebut tercapai.
"Presiden Jokowi sangat memiliki ambisi untuk mentransformasikan Indonesia, untuk membuat Indonesia terus maju, kaya dan berkelanjutan (dari sisi ekonomi)," jelas Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tesebut menambahkan, untuk menarik lebih banyak investasi, pemerintah telah melakukan berbagai terobosan, terutama pembangunan infrastruktur yang masif pada awal 5 tahun pemerintahan pertama.
"Lewat perbaikan iklim investasi ini kami berharap bisa menyediakan ruang bagi banyak investor untuk datang ke Indonesia, baik domestik maupun asing, untuk membangun ekonomi bersama kami," tandas Sri Mulyani.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemerintah Minta Masyarakat Jangan Pandang Negatif Utang"
Post a Comment