Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten startup e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) akhirnya ditutup terkoreksi, setelah seharian bergerak liar naik-turun secara cepat pada perdagangan akhir pekan Jumat (13/8/2021).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BUKA turun 1,04% ke Rp 955/saham setelah sempat ambruk 5,7% ke level Rp 910/saham dan naik 7,25% ke level Rp 1.035/saham
Nilai transaksi saham ini tercatat sebesar Rp 3,15 triliun, tertinggi di bursa. Sementara, volume perdagangan sebesar 3,24 miliat saham, juga tertinggi di bursa.
Menariknya, berbeda dengan empat hari perdagangan sebelumnya, investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp 310 miliar di pasar reguler. Meskipun demikian, sejak awal 'manggung' asing masih melakukan jual bersih dengan nilai Rp 1,58 triliun di pasar reguler.
Pada Kamis (10/8) kemarin, ditutup anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) sebesar 6,76% ke Rp 965/saham, melanjutkan kinerja negatif pada Selasa (10/8) lalu yang juga menyentuh ARB 6,76%.
Sementara pada Senin (9/8) lalu, setelah sempat menyentuh auto rejection atas (ARA) 25% pada sesi I, saham BUKA perlahan melorot seiring aksi net sell asing mencapai Rp 492 miliar pada pukul 14.10 WIB. Akhirnya, pada akhir
Praktis, saham BUKA baru sekali menyentuh batas kenaikan tertinggi alias auto rejection atas (ARA) 25% pada hari pertama melantai di bursa, Jumat (6/8). Dengan demikian, sejak debut, saham BUKA hanya mampu naik 12,35%.
Meski demikian, ada kabar baik. Dana abadi negara atau Sovereign Wealth Fund asal Singapura GIC Private Limited melakukan pembelian saham BUKA sebanyak 1.600.797.400 atau setara dengan 1,553% modal disetor dan ditempatkan Bukalapak.
Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, transaksi ini dilakukan pada 5 Agustus 2021 lalu, alias sehari sebelum Bukalapak listing atau mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada Jumat (6/8).
Sebagai informasi, dengan melantai di bursa, BUKA meraup dana IPO mencapai Rp 22 triliun, terbesar sepanjang sejarah BEI.
Berdasarkan data resmi BEI, jumlah saham BUKA yang dicatatkan 103.062.019.354 saham, terdiri dari saham pendiri 77.296.514.554 saham dan penawaran umum 25.765.504.800 saham.
Untuk jumlah saham penawaran umum itu setara dengan 25,0% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dengan harga perdana Rp 850/saham.
Harga penawaran ditetapkan di angka penawaran tertinggi Rp 850/unit, dengan begitu total dana yang diraup mencapai Rp 21,9 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hps)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicmh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDgxMzE1NDkyNi0xNy0yNjgzMTQvc2FoYW0tYnVrYWxhcGFrLWJlcmdlcmFrLWxpYXItYmVyYWtoaXItZGktem9uYS1tZXJhaNIBdmh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDgxMzE1NDkyNi0xNy0yNjgzMTQvc2FoYW0tYnVrYWxhcGFrLWJlcmdlcmFrLWxpYXItYmVyYWtoaXItZGktem9uYS1tZXJhaC9hbXA?oc=5
2021-08-13 09:55:00Z
52782910050431
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Saham Bukalapak Bergerak Liar, Berakhir di Zona Merah - CNBC Indonesia"
Post a Comment