Barongsai menghibur penumpang kereta api di stasiun Jakarta-Kota, Selasa (5/2). Di Tahun Baru Imlek ini PT KAI menghadirkan hiburan Barongsai serta meluncurkan KMT tematik dan pemberian fortune cookies bagi pengguna jasa KRL. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Perayaan Imlek 2019 turut menjadi berkah penjual makanan ringan (snack) di Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta. Meski demikian, beberapa pedagang menyatakan terjadi penurunan omzet atau penjualan beberapa hari jelang perayaan yang jatuh pada 5 Februari 2019.
Seperti yang diungkapkan Nini (25), pengelola keuangan yang juga anak pemilik Toko Kuh Koh yang terletak di dalam Pasar Petak Sembilan. Angka penjualan tertinggi saat Imlek terjadi sekitar dua pekan sebelum hari raya berlangsung.
"Puncak keramaian pembeli biasanya ada pas seminggu-dua minggu sebelum Imlek. Sehari sebelum Imlek sisa-sisa doang," ucap dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Pasar Petak Sembilan, Jakarta, Senin, 4 Februari 2019.
Nini mengaku, pendapatan saat hari puncak bisa menyentuh Rp 70 juta. "Omzet hari puncak kisarannya antara Rp 50-70 juta," sebutnya.
Dia menyampaikan, kacang mede kiloan merupakan komoditas favorit pembeli dalam perayaan Imlek kali ini. Secara harga jual, ia mematok angka Rp 300 ribu dengan opsi tawar.
"Per kg antara Rp 200 ribu-Rp 300 ribu. Kalau nawar bisa dapat pengurangan Rp 20 ribu per kg. Lebih banyak beli lebih bisa nawar harga," kata dia.
Pedagang lain Yoseph (20) menuturkan, kehadiran Imlek tiap tahun pasti membawa berkah peningkatan transaksi kuliner cemilan khas hari besar umat keturunan Tionghoa tersebut.
"Setiap Imlek pasti bakal meningkat. Biarpun omzet meningkatnya enggak banyak, pasti tiap tahun meningkat. Kacangmede paling favorit. Kedua, sumpia," tutur dia.
Namun begitu, ia melanjutkan, kegiatan transaksi telah berkurang sejak dua hari lalu. "(Transaksi) 21 hari sebelum Imlek udah pasti naik. Tiga hari sebelum Imlek biasa turun," ucapnya
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang Surutkan Kedatangan Turis China ke Bali?"
Post a Comment