Sejumlah warga berniat untuk beralih ke BBM jenis pertamax jika harga pertalite benar-benar naik pekan depan.
Vian (29) salah satunya. Warga Depok ini biasanya mengalokasikan dana sekitar Rp800 ribu per bulan untuk membeli pertalite.
"Biasanya seminggu Rp200 ribu, berarti sebulan kira-kira Rp800 ribu," ungkap Vian kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (20/8).
Namun, kalau harga pertalite naik minimal menjadi Rp10 ribu per liter, Vian berniat untuk beralih ke pertamax, karena selisih harganya tipis.
Harga pertamax dibanderol Rp12.500 per liter saat ini. Berarti, jika harga pertalite naik menjadi Rp10 ribu, selisihnya cuma Rp2.500.
"Lebih baik saya pakai pertamax daripada kalau pertalite Rp10 ribu, tapi sebenarnya kan kurang bagus," ujar Vian.
Tapi, konsekuensinya Vian harus mengalokasikan dana lebih untuk membeli BBM setiap bulan. Berdasarkan hitungannya, minimal dana yang disiapkan sekitar Rp1,2 juta sebulan untuk membeli bensin.
Agar keuangan tidak boncos, Vian mau tak mau mengurangi pengeluaran lain yang tak bersifat penting.
"Mau tak mau apa saja dihemat, jarang keluar misalnya untuk hemat," ucap Vian.
Ilustrasi sejumlah kendaraan antre mengisi BBM di SPBU (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
|
Senada dengan Vian, Cica (29) juga siap beralih ke pertamax apabila harga pertalite naik. Selain selisih harganya yang tipis, pertamax juga lebih bagus untuk mesin motor kesayangannya.
"Kalau saya pribadi jika harga pertalite naik jadi Rp10 ribu misalnya, otomatis pakai pertamax. Beda hanya Rp2 ribu. Performa untuk kendaraan juga beda," ujar Cica.
Namun, jika harga pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi tetap di bawah Rp10 ribu per liter, Cica akan mempertimbangkan untuk tetap menggunakan BBM tersebut.
"Tapi mungkin tidak sesering sekarang, karena selisihnya juga dengan pertamax nanti tidak beda jauh. Daripada misalnya saya beli pertalite rugi, karena ke mesin motor jadi tidak terlalu bagus, rugi di emisi," kata Cica.
Warga berniat beralih ke pertamax jika harga pertalite naik. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
|
Saat ini, ia menganggarkan dana sekitar Rp400 ribu per bulan untuk membeli BBM. Jika harga pertalite benar-benar naik, Cica menargetkan maksimal dana yang harus dikeluarkan untuk membeli bensin hanya naik menjadi Rp500 ribu sebulan.
Untuk mengakali hal itu, ia berniat untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Cica akan lebih banyak menggunakan kendaraan umum, seperti MRT atau bahkan jalan kaki kalau pergi ke tempat yang masih dekat dengan tempat tinggalnya di Cawang.
"Saya batasi pengeluaran untuk BBM Rp500 ribu. Jadi saya akan berpikir ulang untuk menggunakan kendaraan pribadi, bisa pakai MRT, KRL, atau LRT kalau sudah jadi nanti," tegas Cica.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Jokowi akan mengumumkan kenaikan harga pertalite dan solar pekan depan. Hal ini dilakukan karena pemerintah sudah tak kuat menanggung beban subsidi energi di tengah lonjakan harga minyak mentah dunia.
"Mungkin minggu depan presiden akan mengumumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga ini. Jadi, presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan demikian karena harga BBM kita termurah se kawasan dan itu beban untuk APBN," ucap Luhut.
Tahun ini, pemerintah mengalokasikan subsidi energi sebesar Rp502 triliun atau naik dari rencana awal yang hanya Rp170 triliun. Keputusan ini seiring dengan kenaikan harga minyak mentah dunia yang sempat tembus lebih dari US$100 per barel.
Sementara, harga BBM penugasan pertalite masih ditahan di level Rp7.650 per liter dan solar bersubsidi Rp5.150 per liter.
(wiw)https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMidWh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vZWtvbm9taS8yMDIyMDgyMDExMTMzNy04NS04MzY4NjUvd2FyZ2EtdGVycGFrc2EtbWludW0tcGVydGFtYXgtamlrYS1oYXJnYS1wZXJ0YWxpdGUtbmFpa9IBAA?oc=5
2022-08-20 04:57:21Z
1522915274
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Warga Terpaksa 'Minum' Pertamax jika Harga Pertalite Naik - CNN Indonesia"
Post a Comment