Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) terbanting pada pembukaan perdagangan Selasa (30/11/2021), setelah varian terbaru virus Covid-19 kembali memicu kecemasan pasar.
Indeks Dow Jones Industrial Average drop 250 poin pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi 292,8 poin (-0,83%) ke 34.843,16. S&P 500 susut 22,2 poin (-0,48%) ke 4.633,03. Namun, Nasdaq masih menguat 8,2 poin (+0,05%) ke 15.791.
Koreksi terjadi setelah CEO Moderna Stephane Bancel menilai vaksin yang ada bakal kurang efektif melawan Omicron. Kepada CNBC International, dia mengatakan perlu berbulan-bulan untuk mengembangkan vaksin yang efektif melawan varian baru tersebut.
Indeks volatilitas Wall Street, atau CBOE index, melemah pada Senin tetapi masih di atas 22. Indeks ketakutan pasar tersebut sempat mencapai angka 28 pada Jumat. Saham Moderna ambruk 4%. Sebaliknya, saham Netflix tumbuh 1,4%, Tesla naik 1,5% sementara Zoom melesat 2,3%.
Imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun anjlok ke 1,45% setelah investor cemas bahwa perkembangan itu bakal memicu perkambatan ekonomi lanjutan. Imbal hasil acuan surat utang pemerintah itu turun 9 basis poin (bp) menjadi 1,44% alias harganya menguat karena diburu investor yang sedang dilanda kecemasan.
Pada Senin, Dow Jones melesat 237 poin setelah pada Jumat anjlok 905 poin. Saham perjalanan, yang berbalik menguat pada Senin, hari ini kembali terpukul di pembukaan. Saham Expedia anjlok 2%, Norwegian Cruise Line Holdings drop 2% dan American Airlines terpelanting 2,5%.
Reli Senin terjadi setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa karantina wilayah (lockdown) tidak menjadi opsi yang disiapkan dan tak akan ada larangan perjalanan baru.
Namun hari ini bos bank sentral AS (Federal Resesrve/The Fed) Jerome Powell menyatakan bahwa varian omicron mengancam stabilitas harga dan pembukaan lapangan kerja yang menjadi mandat bank sentral terkuat dunia tersebut.
"Pekan ini akan menentukan untuk melihat jika pendekatan beli di tengah koreksi oleh investor masih akan berlaku, ataukah jika pasar masih rentan terkena tekanan signifikan lebih jauh," tutur Mark Hackett, Kepala Riset Investasi Nationwide, seperti dikutip CNBC International.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menilai omicron sebagai varian yang perlu diperhatikan. Bukti awal menunjukkan bahwa strain yang berasal dari Afrika Selatan tersebut meningkatkan risiko reinfeksi.
Menurut dokter asal Afrika Selatan, yang pertama kali menemukan adanya strain terbaru ini, varian terbaru itu memicu gejala sedang. Namun, WHO menyatakan perlu beberapa pekan untuk memahami bagaimana varian tersebut mempengaruhi diagnostik, terapi, dan vaksin sekarang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(ags/ags)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMTEzMDIxNTc1NC0xNy0yOTU2NTcvd2FsbC1zdHJlZXQtZGlidWthLXZhcmlhdGlmLXNhaGFtLXRla25vbG9naS1kaWJ1cnUta2VtYmFsadIBfGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMTEzMDIxNTc1NC0xNy0yOTU2NTcvd2FsbC1zdHJlZXQtZGlidWthLXZhcmlhdGlmLXNhaGFtLXRla25vbG9naS1kaWJ1cnUta2VtYmFsaS9hbXA?oc=5
2021-11-30 15:01:59Z
1191093063
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Wall Street Dibuka Variatif, Saham Teknologi Diburu Kembali - CNBC Indonesia"
Post a Comment