Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama bulan Juni 2019 sebesar 0,55 persen, angka ini lebih rendah dibanding Mei 2019 di 0,68 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender yaitu Januari-Juni 2019 mencapai 2,05 persen.
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengakui bahwa inflasi yang terjadi pada Juni 2019 tersebut masih disebabkan oleh bahan komponen seperti makanan. Di mana, beberapa harga komoditas makanan masih ikut terkerek karena adanya Lebaran.
"Jadi makanan yang paling tinggi. Kalau yang lain saya belum lihat," kata Menko Darmin saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (1/7/2019).
Darmin juga menekankan agar inflasi secara tahun kalender selama Januari-Juni 2019 sebesar 2,05 persen dapat dipertahankan hingga akhir 2019. Dengan demikian, perlu adanya upaya pengendalian terhadap beberapa harga komoditas. Sebab, pemerintah sendiri mematok inflasi hingga akhir 2019 mencapai 3,5 plus minus 1 persen.
"Artinya harus ada upaya-upaya pengendalian. Ya kalau enggak bisa diturunkan bisa di atas 4 persen bisa-bisa," pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, komponen bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1,63 persen dengan andil terhadap inflasi secara keseluruhan sebesar 0,38 persen.
"Inflasi umum 0,55 persen, di situ kita mendeteksi inflasi tertinggi untuk bahan makanan karena masih ada dalam masa Lebaran, dengan inflasi 1,63 persen," ujar dia di Kantor BPS.
Dia menjelaskan, dari komponen bahan makanan, penyumbang inflasi terbesar yaitu cabai merah sebesar 0,2 persen. Kemudian diikuti oleh ikan segar sebesar 0,05 persen dan aneka sayuran sebesar 0,1 persen.
"Kenaikan inflasi cabai merah 0,2 persen, kemudian ikan segar sebesar 0,05 persen. Selebihnya tomat sayur, cabai hijau 0,1 persen. Tapi di sisi lain ada bawang putih yang harganya sudah turun. Kemarin deflasi sebesar 0,06 persen dan daging serta telur ayam ras 0,02 persen," jelas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Cabai Merah dan Ikan Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar pada Juni 2019
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juni 2019 mencapai 0,55 persen. Adapun komponen penyumbang inflasi terbesar yaitu bahan makan.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, komponen bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1,63 persen dengan andil terhadap inflasi secara keseluruhan sebesar 0,38 persen.
"Inflasi umum 0,55 persen, di situ kita mendeteksi inflasi tertinggi untuk bahan makanan karena masih ada dalam masa Lebaran, dengan inflasi 1,63 persen," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin (1/7/2019).
Dia menuturkan, dari komponen bahan makanan, penyumbang inflasi terbesar yaitu cabai merah sebesar 0,2 persen. Kemudian diikuti oleh ikan segar sebesar 0,05 persen dan aneka sayuran sebesar 0,1 persen.
"Kenaikan inflasi cabai merah 0,2 persen, kemudian ikan segar sebesar 0,05 persen. Selebihnya tomat sayur, cabai hijau 0,1 persen. Tapi di sisi lain ada bawang putih yang harganya sudah turun. Kemarin deflasi sebesar 0,06 persen dan daging serta telur ayam ras 0,02 persen," ujar dia.
Selain bahan makanan, komponen yang mengalami inflasi pada Juni 2019 yaitu komponen makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,59 persen dengan andil sebesar 0,1 persen. Komponen perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,17 persen dengan andil sebesar 0,04 persen.
"Untuk perumahan inflasi 0,17 persen. Komoditas yang menyumbang inflasi adalah kenaikan upah asisten rumah tangga sebesar 0,01 persen," kata dia.
Kemudian, untuk komponen sandang mengalami inflasi 0,81 persen dengan andil sebesar 0,05 persen. Di komponen ini, inflasi disebabkan oleh kenaikan harga emas dan perhiasan.
"Pada sandang yang dominan adalah kenaikan harga emas, perhiasan. Kita tahu harga emas naik signifikan. Ini terjadi di 76 kota yang kita pantau, tertinggi di serang 6 persen dan Tarakan Ternate naik 5 persen," ungkap dia.
Untuk komponen kesehatan dan pendidikan, lanjut Suhariyanto, pada Juni 2019 cenderung tidak mengalami inflasi. Untuk kesehatan mengalami inflasi 0,19 persen dengan andil 0,01 persen. Sedangkan pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 0,07 persen dengan andil 0 persen.
"Kesehatan dan pendidikan dia akan muncul di Juli ketika anak-anak mulai sekolah," lanjut dia.
Sedangkan untuk komponen transportasi, komunikasi dan jasa keuangan justru mengalami deflasi 0,14 persen pada Juni 2019, dengan andil sebesar -0,03 persen. Hal ini sebabkan mulai turunnya sejumlah harga tiket pesawat.
"Jadi bahan makanan masih menjadi penyumbang inflasi terbesar di Juni 2019. Kenaikan terbesar dialami oleh cabai merah, ikan segar, beberapa sayuran, dan perhiasan permata. Penghambat inflasi, yaitu dengan turunya harga bawang putih, tiket pesawat, harga ayam dan telur ras," tandas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menko Darmin: Perlu Pengendalian Harga Komoditas Agar Target Inflasi Tak Meleset"
Post a Comment