Search

Harga Minyak Terpuruk di 2018, Apa yang Salah?

Jika melihat ke belakang, mudah untuk menjelaskan kejatuhan pasar minyak dunia. Alasan pertama adalah Pada Mei lalu, Pemerintahan Trump mengembalikan sanksi terhadap Iran produsen terbesar ketiga di OPEC, memingkatkan kekhawatiran tentang tekanan pasokan minyak di pasar.

Alasan kedua pada bulan berikutnya, OPEC dan sekelompok produsen yang dipimpin oleh Rusia membatalkan perjanjian yang dibuat pada 2016 untuk membatasi pasokan.

Alasan ketiga adalah atas desakan Presiden AS Donald Trump dan pelanggan, ,Arab Saudi secara khusus menyalakan keran menambah 1 juga barel per hahri ke pasar pada Juni hingga November.

Sebenarnya, pada Oktober para analis sudah memperingatkan bahwa permintaan minyak akan tumbuh lebih lambat dari yang diperkirakan sebelumnya. Pada bulan yang sama, pasar saham anjlok, terpukul oleh aksi jual atas sahams-saham teknologi, sengketa perdagangan AS dan China yang sedang berlangsung dan kenaikan suku bunga.

Investor pun mulai membuang aset berisiko, dan pada akhir bulan, minyak telah jatuh sekitar USD 11 per barel dari level tertinggi 3 Oktober. Perdagangan momentum dan rotasi dari merosotnya minyak mentah berjangka dan meningkatnya kontrak gas alam juga memperdalam kerugian minyak, kata para analis.

Yang membuat keadaan menjadi lebih buruk, ketika sanksi secara resmi kembali diterapkan di Iran pada 5 November, Presiden Donald Trump mengejutkan pasar dengan memberikan pengecualian yang murah hati kepada pelanggan terbesar Republik Islam itu.

Itu berarti Arab Saudi, Rusia, dan beberapa produsen lain telah menaikkan pasokan ke pasar di mana pertumbuhan permintaan moderat.

Pada akhir tahun, perselisihan perdagangan AS-Tiongkok masih belum terselesaikan, dan pasar tetap khawatir bahwa perang dagang penuh antara dua ekonomi terbesar dunia akan mengurangi permintaan bahan bakar.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3861155/harga-minyak-terpuruk-di-2018-apa-yang-salah

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Minyak Terpuruk di 2018, Apa yang Salah?"

Post a Comment

Powered by Blogger.