Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 10 ribu buruh berencana menggelar demonstrasi di depan Istana Negara pada 6 Februari 2019. Aksi ini untuk menyuarakan beberapa tuntutan, seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan revolusi Industri 4.0.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, aksi ini seiring perayaan hari jadi Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSMI). Ribuan buruh yang menggelar aksi berasal dari 20 kota.
Sementara untuk wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten, diperkirakan ada 10 ribu buruh yang akan melakukan aksi di kawasan istana negara Jakarta.
"Aksi itu diikuti ribuan buruh di 20 provinsi. Surabaya, Medan Aceh, dan kota besar lainnya," kata dia di Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Said mengungkapkan, isu utama yang diangkat dalam aksi adalah ketersediaan lapangan kerja, ancaman PHK dan penerapan industri 4.0. Tiga hal tersebut menjadi sorotan buruh karena dianggap akan berpengaruh pada sistem kerja.
"Di buruh itu disebut future work, kerja yang dikerjakan manusia digantikan robot, pabrik baja, itu digantikan robot. Di Jepang sudah, di Indonesia bagaimana pasti untuk mengejar produksi," tutur dia.
Isu Lain
Isu berikutnya terkait penolakan upah murah dan desakan penurunan harga. Kemudian menolak tenaga kerja asing yang tidak punya keahlian, menolak sistem pekerja kontrak (outsourching) dan pemagangan, menolak penarikan biaya ke peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan dan kenaikan biaya per kilometer (km) untuk ojek online.
"Kita minta ojek online bonusnya dinaikan, kan pemerintah janji keluarkan aturan Maret. Dinaikan sekitar Rp 4 ribu-Rp 6 ribu per km ada perlindungan yang jelas, terkit BPJS kesehatan dan pensiun untuk BPJS ketenagakerjaan," tandasnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "10 Ribu Buruh Berencana Gelar Aksi pada 6 Februari"
Post a Comment