Search

Selamat! Saham 'Old Economy' Cuan di September, Ini Jawaranya - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Seiring dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berhasil tumbuh 5%, terdapat sejumlah sektor saham yang menjadi jawara dan 'pecundang' selama kuartal III 2021.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), selama kuartal III tahun ini, IHSG naik 5,03% ke posisi 6.286,94 pada penutupan perdagangan Kamis (30/9/2021). Sementara, indeks saham unggulan (blue chip) LQ45 melesat 5,85%.

Berikut performa indeks saham sektoral (IDX-IC) selama kuartal III 2021.


Kinerja Indeks Sektoral BEI Kuartal III 2021

Indeks Sektoral

Posisi Terakhir

% Q3-2021

IDXENERGY

996.28

38.35

IDXTRANS

1202.25

22.05

IDXCYCLIC

855.05

14.09

IDXINDUST

1081.81

11.97

IDXINFRA

975.86

10.52

IDXFINANCE

1414.81

7.28

IDXPROP

819.91

4.23

IDXHEALTH

1359.34

-0.64

IDXBASIC

1124.86

-2.93

IDXNONCYC

673.91

-6.09

IDXTECHNO

9442.68

-12.50

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI) | Terakhir per 30 September 2021

Mengacu pada data di atas, indeks saham energi (IDXENERGY) memimpin 'klasemen' dengan melesat 38,35% ke 996,28.

Kenaikan indeks sektor yang dianggap sebagai old economy ini ditopang oleh reli kenaikan saham batu bara dan sebagian kecil saham emiten migas (minyak dan gas) seiring dengan melonjaknya harga komoditas batu bara dan minyak.

Saham emiten batu bara PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), misalnya, melonjak 158,06% selama kuartal III. Contoh lain, saham batu bara Grup Rajawali PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) melesat 88,24%, PT Harum Energy Tbk (HRUM) terkerek 72,06%, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melejit 44,44%.

Kemudian, saham migas PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) melonjak 40,78%, PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 14,81%.

Harga batu bara terus melesat sejak awal tahun. Saat ini, harga komoditas batu hitam ini sudah berada di atas level US$ 200/ton.

Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 217/ton. Melonjak 3,41% dibandingkan posisi hari sebelumnya sekaligus menjadi yang tertinggi setidaknya sejak 2008.

Harga batu bara sedang menjalani tren bullish. Bayangkan, dalam sebulan terakhir harga melambung 23,76% secara point-to-point. Sejak akhir (year-to-date), kenaikannya mencapai 163,35%. Batu bara menjadi salah satu komoditas dengan kenaikan harga tertinggi tahun ini.

Harga gas yang semakin mahal ikut mengatrol harga batu bara. Dalam sepekan terakhir, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma) melonjak 20,58%. Secara year-to-date, harga melambung 136,31%.

Harga gas yang semakin mahal membuat biaya pembangkitan listrik dengan bahan bakar ini kian tidak ekonomis. Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam adalah EUR 75,725/MWh pada 28 September 2021. Dengan batu bara, harganya hanya EUR 50,53/MWh. Ini membuat batu bara kembali menjadi primadona, bahkan di Eropa yang menjunjung tinggi isu ramah lingkungan.

"Menurut kajian kami, pembangkitan listrik dengan batu bara di Eropa naik hingga ke mendekati titik puncak. Kenaikan harga gas akan semakin mendorong pertumbuhan harga batu bara, seiring konsumsi yang semakin bertambah," sebut Toby Hassall, Analis Refinitiv, dalam risetnya.

Setali tiga uang, harga minyak pun melesat. Harga minyak brent, misalnya, sempat menembus di atas US$ 80 barel untuk kali pertama sejak 2018.

Kenaikan harga minyak bukan terjadi baru-baru saja. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga brent sudah melonjak 51,54% secara point-to-point.

Saham sektor transportasi pun melejit 22,05% selama kuartal III. Saham perusahaan rental mobil dan jasa logistik milik pengusaha TP Rachmat PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) berhasil mendaki 59,42%.

Kemudian, saham PT Transkon Jaya Tbk (TRJA) mencuat 48,24%, saham PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) terangkat 29,93%. Lalu, saham PT Guna Timur Raya Tbk (TRUK) 'terbang' 96,51%. Tidak ketinggalan saham PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (TNCA) meroket 203,03%.

Berbeda nasib, indeks saham teknologi (IDXTECHNO)--yang termasuk new economy--menjadi yang paling anjlok, yakni 12,50% ke 9.442,68. Merosotnya kinerja indeks teknologi sepanjang kuartal III ini terjadi lantaran minim sentimen positif.

Melantainya e-commerce yang dimilik Grup Emtek PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) pada 6 Agustus 2021, yang mulanya dianggap bakal turut mendorong kinerja IDXTECHNO, malah berjalan kurang mulus. Selama sebulan belakangan saham BUKA ambles 5,59%, sementara sejak debut saham BUKA hanya naik tipis 1,18%.

Saham sang induk BUKA, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) pun ambles dalam, yakni 32,07%, selama kuartal III 2021.

Kemudian, saham emiten data center milik Toto Sugiri, yang sebagian sahamnya juga dimiliki oleh Bos Indofood Anthoni Salim, PT DCI Indonesia Tbk (DCII), juga ambles 23,35%. Padahal, saham DCII sempat menjadi primadona di antara saham teknologi lainnya, seiring dengan banyaknya sentimen--termasuk, masuknya Anthoni Salim ke saham tersebut beberapa waktu lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(adf/adf)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMTAwMTE0MDA1My0xNy0yODA3MDUvc2VsYW1hdC1zYWhhbS1vbGQtZWNvbm9teS1jdWFuLWRpLXNlcHRlbWJlci1pbmktamF3YXJhbnlh0gF7aHR0cHM6Ly93d3cuY25iY2luZG9uZXNpYS5jb20vbWFya2V0LzIwMjExMDAxMTQwMDUzLTE3LTI4MDcwNS9zZWxhbWF0LXNhaGFtLW9sZC1lY29ub215LWN1YW4tZGktc2VwdGVtYmVyLWluaS1qYXdhcmFueWEvYW1w?oc=5

2021-10-01 09:25:00Z
52782990002458

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Selamat! Saham 'Old Economy' Cuan di September, Ini Jawaranya - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.