Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah melemah 0,79% ke 6.591,346 di pekan ini, bahkan sempat mendekati level 6.500. Selain melemah, IHSG juga gagal memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa 6.693,466 yang dicapai pada 20 Februari 2018, padahal sudah sangat dekat.
Pada Selasa (26/10) IHSG sempat naik ke 6.680,117, artinya berjarak 0,2% saja dari rekor tertinggi sepanjang masa.
Meski akhirnya melemah, investor asing masih melakukan aksi beli bersih di pekan ini tetapi jauh lebih kecil dari dua pekan lalu. Data pasar mencatat net buy sepakan ini sebesar Rp 743 miliar di pasar reguler. Sementara pekan lalu tercatat sebesar Rp 4,89 triliun dan dua pekan lalu Rp 5,15 triliun.
Saat IHSG gagal mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, beberapa emiten mampu membukukan penguatan cukup tajam.
PT Prima Andalan Mandiri Tbk. (MCOL) menjadi top gainer di pekan ini. MCOL yang melantai di bursa sejak 7 September lalu melesat 53,7% di pekan ini ke Rp 2.800/saham. Bahkan pada Kamis (27/10) lalu MCOL mencapai Rp 3.070/saham yang merupakan rekor tertinggi sejak listing.
Perusahaan tambang baru bara yang memiliki wilayah operasi di Kalimantan Utara. MCOL mampu terus menanjak meski harga batu bara ambrol di pekan ini.
Melansir data Refinitiv, harga batu bara acuan di Ice Newcastle Australia untuk kontrak dua bulan ke depan anjok 10,12% ke US$ 154,9/ton pada perdagangan Jumat kemarin, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 5 Agustus lalu.
Sepanjang pekan ini, batu bara tercatat merosot nyaris 19%. Sementara jika dilihat dari rekor tertinggi sepanjang masa US$ 270/ton yang dicapai pada 5 Oktober lalu, maka harga batu bara sudah ambrol lebih dari 42%.
Di urutan kedua top gainer pekan ini ada PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP), di mana harga sahamnya naik 47,49% ke Rp 705/saham. Emiten produsen baja ini membukukan kenaikan laba yang signfikan di kuartal III-2021 yang membuat harga sahamnya melesat.
GGRP mampu mencetak laba bersih sebesar US$ 40,2 juta, sementara di periode yang sama tahun lalu merugi US$ 14,95 juta.
Melengkapi 5 besar top gainer minggu ini ada PT Trisula International Tbk (TRIS) yang naik 42,03%, disusul PT Mitra Investindo Tbk (MITI) dan PT KDB Tifa Finance Tbk (TIFA) yang masing-masing menguat 38,1% dan 34,62%.
Berikut top 10 gainers pekan ini berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia.
Foto: IDX
|
Sementara itu PT Steady Safe Tbk. (SAFE) paling tajam penurunannya di pekan ini. SAFE bergerak di bidang transportasi yang merupakan salah satu operator TransJakarta. Harga Saham SAFE di pekan ini turun 28,75% ke Rp 228/saham.
Di urutan kedua top loser ada PT Indonesia Transport & Infrastruktur Tbk. (IATA) yang turun 27,85% ke Rp 57/saham. IATA sebelumnya "tidur" di Rp 50/saham dalam waktu yang cukup lama, harga sahamnya kemudian melesat pada pekan lalu hingga menyentuh Rp 120/saham setelah mengumumkan akan menjadi entitas induk untuk seluruh perusahaan batu bara grup MNC.
Tetapi di pekan ini, saham IATA kembali mengalami aksi jual.
Selain IATA, ada PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC), PT Arkadia Digital Media Tbk. (DIGI), dan PT Indo Straits Tbk. (PTIS) yang melengkapi 5 besar dengan kinerja paling negatif di pekan ini.
Foto: IDX
|
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMia2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMTAzMDE0MzgzOC0xNy0yODc3MzEvY2VrLXNhaGFtLXBhbGluZy1ib25jb3MtY2V0YWstcmVrb3ItcGVrYW4taW5p0gFvaHR0cHM6Ly93d3cuY25iY2luZG9uZXNpYS5jb20vbWFya2V0LzIwMjExMDMwMTQzODM4LTE3LTI4NzczMS9jZWstc2FoYW0tcGFsaW5nLWJvbmNvcy1jZXRhay1yZWtvci1wZWthbi1pbmkvYW1w?oc=5
2021-10-30 08:20:30Z
CAIiEBZMJkoO0B1SkltIMRNmfHsqMwgEKioIACIQ_AkAW4K1GN2Prix5sHK-pioUCAoiEPwJAFuCtRjdj64sebByvqYwzNCWBw
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cek! Saham Paling Boncos & Cetak Rekor Pekan Ini - CNBC Indonesia"
Post a Comment