Search

Good Bye Level 6.600, Ini Dia 5 Saham Biang Kerok IHSG Anyep! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin melorot dan meninggalkan level psikologis 6.600 pada lanjutan sesi II perdagangan Kamis (28/10/2021), di tengah aksi jual yang dilakukan investor asing terhadap saham-saham unggulan (blue chip).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.03 WIB, IHSG ambles 1,21% ke 6.522,171, dengan nilai transaksi Rp 9,42 triliun dan volume perdagangan 16,62 miliar saham.

Indeks sektor teknologi menjadi satu-satunya indeks yang menghijau, dengan naik 0,47%. Adapun indeks sektor energi, indeks sektor industri, & indeks barang konsumen non-siklis menjadi yang paling ambles, yakni masing-masing 2,79%. 1,88% dan 1,85%.


Indeks sektoral dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar, finansial, pun turun 0,88%.

Investor asing tercatat ramai-ramai keluar dari bursa Ri dengan catatan jual bersih (net sell) Rp 263,72 miliar di pasar reguler, sementara asing melakukan beli bersih Rp 1,20 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.

Berikut ini 5 saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) yang menjadi pemberat laju IHSG hari ini.

  1. Bank Rakyat Indonesia (BBRI), -1,40%, ke Rp 4.230/saham, net sell Rp 41,7 M

  2. United Tractors (UNTR), -6,12%, ke Rp 23.000/saham, net sell Rp 36,0 M

  3. Unilever Indonesia (UNVR), -2,64%, ke Rp 4.420/saham, net sell Rp 9,2 M

  4. Telkom Indonesia (TLKM), -1,58%, ke Rp 3.730/saham, net sell Rp 2,3 M

  5. Chandra Asri Petrochemical (TPIA), -3,27%, ke Rp 7.400/saham, beli bersih asing (net buy) Rp 4,96 M

Menurut data di atas, saham bank dengan nilai kapitalisasi pasar (market cap) terbesar kedua di bursa, BBRI, ambles 1,40%, di tengah jual bersih asing Rp 41,7 miliar, terbesar kedua hari ini.

Dalam sepekan, saham BBRI masih turun 2,75%, sedangkan dalam sebulan melesat 13,37%.

Kabar terbaru, BRI mencatatkan laba bersih konsolidasi pada 9 bulan tahun ini atau per September 2021 mencapai Rp 19,07 triliun, naik 34,77% dari periode yang sama tahun lalu Rp 14,15 triliun.

Sementara laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk naik 36,40% menjadi Rp 19,26 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 14,12 triliun.

Di periode yang sama, perusahaan mencatatkan pendapatan bunga bersih secara konsolidasi senilai Rp 19,31 triliun, tumbuh 27,90% YoY.

Dalam laporan keuangan yang dirilis perusahaan, kredit yang disalurkan BRI mengalami pertumbuhan 13,06% menjadi Rp 1.017 triliun dari posisi akhir Desember 2020 lalu (year to date/ytd) sebesar Rp 899,47 triliun.

Di bawah BBRI, ada saham pertambangan Grup Astra UNTR yang anjlok 6,12% ke Rp 23.000/saham, diwarnai aksi jual bersih asing Rp 36,0 miliar, keempat terbesar di BEI.

Dalam sepekan saham UNTR ambles 6,98% dan dalam sebulan terjungkal 9,61%.

Di bawah UNTR, ada saham emiten raksasa produsen produk perawatan diri UNVR yang melorot 2,64% ke Rp 4.420/saham. Dalam sepekan saham ini melorot 11,60%, sedangkan dalam sebulan masih naik 12,76%.

Sebelumnya, UNVR membukukan laba bersih selama periode 9 bulan pertama tahun ini sebesar Rp 4,37 triliun.

Perolehan tersebut tercatat mengalami penurunan 19,31% dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,43 triliun.

Pada Januari sampai dengan September 2021, perseroan mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 30,02 triliun atau turun 7,47% dari tahun sebelumnya Rp 32,45 triliun.

Koreksi IHSG terjadi mengikuti ambruknya bursa saham AS. Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka naik pada perdagangan Kamis (27/10/2021), setelah Dow Jones dan S&P 500 menyentuh rekor tertinggi berkat kinerja positif emiten unggulan. Namun, kemudian berbalik melemah.

Indeks Dow Jones Industrial Average drop 266,19 poin menjadi 35.490,69 terseret koreksi saham Visa. Indeks S&P 500 tertekan 0,5% ke 4.551,68 sedangkan Nasdaq cenderung flat di level 15.235,84 meski saham Microsoft dan Alphabet (induk usaha Google) meroket.

Pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) diprediksi akan melambat pada kuartal III-2021, karena pasokan barang belum terserap optimal, sementara harga komoditas energi menguat dan penyerapan tenaga kerja belum optimal. Polling Dow Jones memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan sebesar 2,8% ketika petang hari nanti diumumkan.

Bahkan, ada kemungkinan ekonomi tak bertumbuh sama sekali pada kuartal kemarin, mengingat platform GDPNow milik bank sentral (Federal Reserve/The Fed) Atlanta menurunkan estimasinya menjadi 0,2%.

Di China, ada lockdown akibat kasus Covid-19 yang naik, ditambah dengan geger gagal bayar raksasa properti China.

Dari domestik, sentimen negatif untuk IHSG dari dalam negeri berkaitan dengan kasus covid-19 di sejumlah provinsi yang dilaporkan mengalami kenaikan.

Kondisi ini lantas membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai gelisah, dan membuat seluruh kepala negara bersikap waspada.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan, Presiden Jokowi menginstruksikan seluruh kepala daerah mewaspadai kenaikan kasus Covid-19 dengan menggencarkan strategi antisipatif mulai dari penguatan protokol kesehatan hingga percepatan vaksinasi.

"Arahan tersebut disampaikan Presiden Jokowi secara langsung kepada kepala daerah se-Indonesia secara virtual dalam pertemuan terkait situasi terkini penanganan COVID-19, Senin (25/10/2021) lalu," ujar Johnny dalam keterangannya, Rabu (27/10/2021).

Arahan Jokowi ini diberikan sehubungan dengan adanya data evaluasi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang menunjukkan terjadinya kenaikan kasus di 105 Kabupaten/Kota.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(adf/adf)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMTAyODE0MjMzNy0xNy0yODcyNTYvZ29vZC1ieWUtbGV2ZWwtNjYwMC1pbmktZGlhLTUtc2FoYW0tYmlhbmcta2Vyb2staWhzZy1hbnllcNIBfGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMTAyODE0MjMzNy0xNy0yODcyNTYvZ29vZC1ieWUtbGV2ZWwtNjYwMC1pbmktZGlhLTUtc2FoYW0tYmlhbmcta2Vyb2staWhzZy1hbnllcC9hbXA?oc=5

2021-10-28 07:32:20Z
52783032609821

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Good Bye Level 6.600, Ini Dia 5 Saham Biang Kerok IHSG Anyep! - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.