Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal Al Saud, miliarder yang juga merupakan pemegang saham terbesar Twitter, menolak tawaran tunai senilai US$41 miliar dari Elon Musk untuk perusahaan tersebut.
Hal itu lantas membuat Musk mempertanyakan komitmen Arab Saudi dalam kebebasan berbicara.
"Saya tidak percaya bahwa tawaran yang diajukan oleh @elonmusk (US$54,20) mendekati nilai intrinsik @Twitter mengingat prospek pertumbuhannya," kicau @Alwaleed_Talal pada Kamis (14/4), seperti dilansir New York Post.
"Menjadi salah satu pemegang saham Twitter terbesar dan jangka panjang, @Kingdom_KHC & saya menolak tawaran ini," lanjut sang pangeran.
Beberapa waktu kemudian, Musk kemudian menanggapi dengan menyinggung kebebasan berbicara dan catatan hak asasi manusia di Arab Saudi.
"Menarik. Hanya dua pertanyaan, jika saya boleh [menanyakan]," jawab Musk membalas cuitan Alwaleed.
"Berapa banyak Twitter yang dimiliki Kerajaan, secara langsung dan tidak langsung? Apa pandangan Kerajaan tentang kebebasan berbicara jurnalistik?" tanya Musk.
Arab Saudi disebut sering mengawasi dan menangkap wartawan. Berdasarkan laporan Reporters Without Borders, Arab Saudi menjadi salah satu negara terburuk di dunia untuk kebebasan pers.
Salah satu contoh kasus adalah pembunuhan brutal terhadap jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi, yang disetujui oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman, menurut intelijen AS.
Sementara itu, Pangeran Alwaleed bin Talal Al Saud memimpin Kingdom Holding Company (KHC), konglomerat yang berbasis di Riyadh yang pertama kali membeli saham Twitter pada 2011 sebelum penawaran umum perdana perusahaan pada 2013.
KHC juga memegang saham besar di berbagai bisnis termasuk jaringan hotel Four Seasons, Uber, Lyft, dan Citigroup.
Saham Twitter diperdagangkan naik pada awal hari di Wall Street, tetapi sejak itu kehilangan keuntungan awal. Saham ditutup turun 1,7 persen pada US$45,08.
Anggota Dewan Twitter mengadakan pertemuan pada Kamis pagi untuk membahas tawaran Musk.
Terlepas dari pukulan keras Musk di Arab Saudi pada hari Kamis, CEO Tesla itu tidak lebih dari mengambil uang dari Kerajaan.
Pada Agustus 2018-- beberapa bulan sebelum pembunuhan Khashoggi-- Musk mengklaim telah 'mendapatkan dana' untuk mengambil Tesla dari dana kekayaan negara Saudi dengan harga US$420 per saham dalam kesepakatan yang tidak membuahkan hasil.
Kicauan tersebut mengakibatkan pertempuran hukum yang panjang dengan Securities and Exchange Commission.
Ada pun alasan Musk berinvestasi di Twitter karena platform tersebut berpotensi sebagai wadah untuk kebebasan berbicara.
"Saya berinvestasi di Twitter karena saya percaya pada potensinya untuk menjadi platform kebebasan berbicara di seluruh dunia, dan saya percaya kebebasan berbicara adalah keharusan sosial untuk demokrasi yang berfungsi," tulis Musk dalam sebuah surat kepada Ketua Twitter Bret Taylor.
Musk menyadari Twitter tidak akan berkembang atau melayani keharusan sosial dalam bentuknya saat ini. Oleh karena itu, menurut dia, Twitter perlu diubah sebagai perusahaan swasta.
"Penawaran saya adalah penawaran terbaik dan terakhir saya dan jika tidak diterima, saya perlu mempertimbangkan kembali posisi saya sebagai pemegang saham," ujar Musk.
(ryn/agn)https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiemh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vdGVrbm9sb2dpLzIwMjIwNDE1MDkzMTA0LTE4NS03ODUxMzcvcGFuZ2VyYW4tYXJhYi1zYXVkaS10b2xhay10YXdhcmFuLWVsb24tbXVzay11bnR1ay10d2l0dGVy0gEA?oc=5
2022-04-15 02:47:19Z
1358137584
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pangeran Arab Saudi Tolak Tawaran Elon Musk untuk Twitter - CNN Indonesia"
Post a Comment