Sebelumnya, VP Operasi SKK Migas, Avicenia Darwis mengatakan, selayaknya sumur migas yang sudah udzur, laju penurunan produksi juga dialami Blok Rokan.
Diperkirakan Blok Rokan turun dari produksi saat ini sebesar 210 ribu bph, menjadi 160 ribu bph pada 2021. Hal itu terjadi ketika Pertamina resmi mengelola setelah masa kontrak operator sebelumnya, Chevron Pacific Indonesia.
"Kalau kita lihat secara alamiah diperkirakan decline (penurunan produksi) 2021 itu masih berharap diangka 160 ribu bph. Kira-kira kalau kita lihat trennya kan masih ada 3 tahun sekitar 160ribu," kata Darwis.
Darwis menuturkan, penurunan produksi migas terjadi alamiah, bukan akibat pergantian oparator dari Chevron Pacific Indonesia ke Pertamina pada 2021 atau setelah masa kontrak perusahaan Amerika Serikat tersebut habis.
"Kita lihat kalau decline produksi secara alamiah diperkirakan 2021 itu 160 ribuan," ujar dia.
Untuk diketahui, pada APBN 2019 lifting minyak ditargetkan 775 ribu barel per hari (bph), sedangkan gas 1,2 juta barel setara minyak per hari (Barel Oil Equivalent Per Day/BOEPD). Total target lifting migas tahun ini sebesar 2 juta BOEPD.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Produksi Capai 216 Ribu, Blok Cepu Jadi Penghasil Minyak Terbesar di RI"
Post a Comment