Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan terombang-ambing sampai tahun depan. Diperkirakan, rupiah baru akan stabil setelah 2019. Sentimen yang mempengaruhi gerak nilai rupiah lebih banyak dari luar negeri.
"Kalau sekarang masih sulit ditebak faktor globalnya. Fed Reserve (Bank Sentral Amerika Serikat) dan ECB (European Central Bank) akan serempak naikkan suku bunga di 2019," ujar Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira kepada Liputan6.com, dikutip Senin (30/7/2018)
"Ada tahun politik juga di 2019, efek ke spekulasi," dia menambahkan.
Volatilitas rupiah dapat terjaga selepas 2019 yang sarat dengan tensi panas tahun politik, sehingga dana asing mulai dapat masuk lagi ke Indonesia.
"Selain itu, perang dagang Amerika Serikat (AS)-China akan menemui konsesus alias kedua belah pihak sepakat mengakhiri kenaikan bea masuk. Sama seperti AS yang berdamai dengan Eropa," ungkapnya.
Seperti diketahui, ketegangan perseteruan dagang antara AS dan Uni Eropa mereda beberapa waktu lalu setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker mencapai kata mufakat untuk menurunkan hambatan tarif (tariff barrier) dan hambatan nontarif.
Namun begitu, Bhima menyebutkan, ia belum bisa memperkirakan secara pasti kapan perang dagang AS-China dapat tuntas.
"Belum tahu pastinya. Semoga di 2019 sudah clear. Ini kan China dituduh lakukan devaluasi yuan (mata uang Tiongkok). Itu memperkeruh keadaan," tutur dia.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3604980/pelemahan-rupiah-bikin-garuda-indonesia-tunda-pemesanan-pesawatBagikan Berita Ini
0 Response to "Pelemahan Rupiah Bikin Garuda Indonesia Tunda Pemesanan Pesawat"
Post a Comment