PLN Bakal Pakai Fasilitas LNG di 5 Pembangkit

Liputan6.com, Kutai Kertanegara - Pembangkit listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan memakai fasilitas penyimpanan dan regifikasi liquid natural gas (LNG) di lima pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) yang berada di Indonesia Timur. Suplai gas untuk lima pembangkit tersebut akan berasal dari kilang Bontang, Kalimantan Timur.

Rencananya suplai gas tersebut untuk pembangkit listrik di Jayapura, Nabire, Papua, Kendari, Flores dan Ternate. PLN menargetkan, penyaluran gas untuk lima pembangkit listrik di Indonesia itu dapat dilakukan dalam delapan bulan yang dimulai pada Oktober 2018.

"Dalam delapan bulan ke depan mulai Oktober di Jayapura. Terakhir di Flores. Itu target optimis kami," ujar Kepala Divisi Gas dan Minyak PLN, Chairani Rachmatullah, Senin (30/7/2018) di sela first in gas di PLTG Sambera, Kutai Kartanegara.

Untuk menyalurkan gas ini ditempuh dengan berbagai metode. Mulai lewat pipa dan terbaru dengan moda transportasi trucking. Metode transportasi trucking ini yang pertama dilakukan di Indonesia untuk suplai gas di PLTG Sambera, Kalimantan Timur berkapasitas 2x20 mega watt (MW).

Metode suplai LNG dengan sistem ini merupakan salah satu terobosan untuk meraih wilayah terpencil yang tidak terjangkau pipa. Untuk lima pembangkit di Indonesia timur itu akan memakai metode trucking dengan moda transportasi truk dan kapal. Adapun suplai gasnya masih dari kilang Bontang untuk lima pembangkit listrik tersebut.

Chairani menuturkan PLN masih bersinergi dengan Pertamina untuk suplai gas tersebut. "Kami kelompokkan. Buat cluster dan buat substitusi (suplai gas ke lima pembangkit listrik-red," kata dia.

Pembangkit listrik memakai tenaga gas dinilai lebih bersih lingkungan dan murah ketimbang bahan bakar minyak (BBM).

“Banyak manfaatnya energi lebih bersih ketimbang solar lebih berpolusi. Beban ekspor impor juga membuat rupiah terpuruk karena dolar. Konversi gas kurangi dolar AS jadi multiflier efeknya lebih banyak. Ketahanan rupiah secara bertahap,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Djoko Siswanto.

Let's block ads! (Why?)