Search

Dihantam Dolar AS, Harga Emas Terkapar Sesaat - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot terlihat kurang bertenaga sejak perdagangan awal pekan ini, padahal kondisi global kurang kondusif. Babak baru perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China resmi dimulai 1 September lalu, Negeri Tiongkok memberikan "babak tambahan" lagi.

China mengadukan AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tidak disebutkan rincian dari laporan itu, tetapi China menyatakan kebijakan AS telah mempengaruhi ekspor mereka sebesar US$ 300 miliar.

"China telah melakukan tindakan yang unilateral dan kebijakan industri yang agresif kepada para mitra dagangnya untuk secara tidak adil mencuri dan menguasai teknologi. AS menerapkan bea masuk untuk menghapus kebijakan China yang tidak adil dan mengganggu," tegas pembelaan tertulis dari Washington, seperti diberitakan Reuters.

AS punya waktu 60 hari untuk menyelesaikan perkara ini, sesuai aturan WTO. Kemudian China bisa meminta keberatan, dan prosesnya bisa memakan waktu hitungan tahun. Namun jika China menang, maka mereka berhak menjatuhkan sanksi perdagangan kepada AS.

Selain perang dagang AS-China, situasi politik Inggris yang kembali memanas, juga menebar sentimen negatif ke pasar finansial.

Perdana Menteri Boris Johnson masih berkeras akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) pada 31 Oktober, deal or no deal. Namun kubu oposisi di parlemen sedang berupaya untuk menggagalkan upaya tersebut, karena khawatir no deal Brexit akan membawa Inggris ke jurang resesi. Ada wacana untuk kembali memundurkan waktu pelaksanaan Brexit tiga bulan setelah 31 Oktober.

PM Johnson melakukan manuver dengan menyatakan akan mengadakan pemilu sela jika parlemen mencoba menjegal rencananya. Pemilu sela tentunya dimaksudkan untuk mengubah komposisi parlemen agar diisi lebih banyak pendukungnya.

Semua situasi di atas sebenarnya bisa mendongkrak permintaan emas sebagai aset aman (safe haven) yang tentunya membuat harga ya kembali menguat.

Tetapi nyatanya harga emas masih terlihat loyo hingga perdagangan Selasa (2/9/19) siang. Dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat beberapa hari terakhir menjadi penyebab kurang bertenaganya emas.

Harga emas dunia dibanderol dengan dolar AS, sehingga ketika mata uang Paman Sam menguat, harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Jika harganya menjadi lebih mahal tentunya permintaanya menjadi berkurang, dan harga menjadi turun.

Penguatan dolar AS bukan karena fundamental mata uang ini membaik, tapi akibat performa buruk lawal-lawan utamanya. Kisruh politik Inggris membuat poundsterling jeblok, sementara euro tertekan akibat kondisi ekonomi yang memburuk, sehingga European Central Bank (ECB) diprediksi akan menggelontorkan paket stimulus di bulan ini.

Indeks dolar pada hari ini menguat 0,31% ke level 99,22 dan berada di level tertinggi sejak Mei 2017, sehingga wajar jika emas perlu perjuangan untuk bisa menguat kembali.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

(pap/hps)

Let's block ads! (Why?)


https://www.cnbcindonesia.com/market/20190903132506-17-96779/dihantam-dolar-as-harga-emas-terkapar-sesaat

2019-09-03 07:01:26Z
CBMiaWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDE5MDkwMzEzMjUwNi0xNy05Njc3OS9kaWhhbnRhbS1kb2xhci1hcy1oYXJnYS1lbWFzLXRlcmthcGFyLXNlc2FhdNIBAA

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dihantam Dolar AS, Harga Emas Terkapar Sesaat - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.