Polemik di Sriwijaya Air ternyata semakin keruh semenjak adanya dual kepemimpinan di perusahaan. Hal itu membuat semakin kusut hubungan internal perusahaan.
Dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Sriwijaya Air 24 September 2019, pemegang saham mengangkat Robert Daniel Waloni sebagai Direktur Utama. Kemudian Robert menunjuk Jefferson I. Jauwena menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Sriwijaya Air.
Kedua ada Joseph Adriaan Saul yang diangkat sejak akhir 2018 yang lalu. Pada awal September 2019 pemegang saham memecat Joseph dan digantikan oleh Robert. Namun hingga kini keputusan itu dipertanyakan.
Direktur Operasi Sriwijaya Air, Capt. Fadjar Semiarto mengatakan, sejak adanya dual kepemimpinan membuat internal perusahaan berantakan.
"Saya simpulkan adanya dualisme kepemimpinan di Sriwijaya Air ada 2 Dirut, satu yang di dalam akta dan satu Dirut urusan kontigensi. Selama ini masalah terjadi. Ini membuat saya sulit berkordinasi," ujarnya di Kopi Oey, Jakarta, Senin (30/9/2019).
Para manajemen termasuk direksi mengaku sulit melakukan koordinasi terkait untuk mengambil keputusan. Hal yang paling baru adalah keluarnya rekomendasi untuk menghentikan operasional lantaran pertimbangan aspek keselamatan kepada Jefferson.
Namun rekomendasi itu tak digubris. Akhirnya dua direksi yakni Fadjar dan Direktur Teknik Sriwijaya Air Romdani Ardali Adang memutuskan untuk mengundurkan diri.
"Yang paling berat di dunia penerbangan ini kalau ada dualisme kepemimpinan ini sama aja 1 kapal ada 2 kapten. Nggak mungkin kapalnya bisa berjalan sesuai target. Setiap orang bisa berpotensi, malah berlawanan arah," tutupnya.
Simak Video "Sriwijaya Bantah Pesawatnya Tergelincir: Roda Terblok Aspal Amblas"
[Gambas:Video 20detik]
(das/dna)
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4727857/dualisme-dirut-sriwijaya-air-berujung-kemelut
2019-09-30 10:35:42Z
52781824598996
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dualisme Dirut Sriwijaya Air Berujung Kemelut - detikFinance"
Post a Comment