Nantinya, setiap SPBU akan dilengkapi dengan Electronic Data Capture (EDC) agar pembayaran bisa dilakukan secara elektronik menggunakan kartu uang elektronik atau kartu debit dan kartu pembayaran lainnya. Tidak hanya itu, pembayaran non tunai bisa juga dilakukan melalui aplikasi dompet digital seperti LinkAja, e-payment dan bank yang bekerjasama dengan Pertamina.
Selain sebagai pembayaran non-tunai, data yang terekam dalam EDC juga bisa memberi gambaran siapa konsumen yang melakukan transaksi pembelian BBM sehingga ke depannya akan lebih mudah melakukan pengawasan dan seleksi siapa saja yang bisa membeli BBM bersubsidi.
Menanggapi kabar tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa melihat bahwa Pertamina ingin mengumpulkan data pembeli BBM. EDC dikatakan dapat merekam data transaksi pembelian BBM guna melakukan pengawasan dan seleksi penerima BBM bersubsidi.
"Jadi maksudnya Pertamina ingin mengumpulkan data pembeli," kata Febby saat dihubungi detikcom pada Selasa (31/12/2019).
Dikarenakan Pertamina dapat merekam data transaksi pembelian BBM melalui EDC ini, Febby mengatakan bahwa proses pengumpulan data ini perlu memperhatikan privasi pelanggan.
"Untuk ini saya kira perlu diperhatikan soal privasi pelanggan," ujar Febby.
Selain masalah perekaman data pembeli, penerapan transaksi non-tunai di SPBU dirasa tidak akan menjadi masalah bila diterapkan, terutama bagi masyarakat di kota. Dia menjelaskan kalau bagi sebagian besar masyarakat pengguna mobil yang rutin melintas di jalan tol, transaksi non-tunai sudah menjadi hal yang biasa.
"Sebagian besar masyarakat pengguna mobil yang rutin memakai jalan tol sudah menggunakan kartu-kartu dari Bank untuk transaksi non-tunai. Selain itu masyarakat di kota juga sudah lazim menggunakan uang digital. Jadi untuk pengguna mobil saya duga tidak terlalu menjadi masalah. Mereka hanya perlu mengisi saldonya jika menggunakan uang digital," jelas Fabby.
Meski demikian, Fabby menegaskan kalau opsi pembayaraan secara tunai harus tetap diperbolehkan. Hal ini dikarenakan tidak semua orang punya rekening bank ataupun uang digital, karenanya pelanggan perlu diberikan kebebasan untuk memilih metode pembayaran.
"Hanya saja, harusnya opsi uang tunai tetap diperbolehkan. Pelanggan perlu diberikan flexibilitas untuk melakukan transaksi," ujar Fabby
"Tidak semua orang punya rekening Bank atau uang digital. Apalagi yang pendapatannya harian atau mingguan, cenderung memakai uang tunai untuk lakukan pembayaran. Intinya jangan sampai transaksi non-tunai menghambat orang membeli bahan bakar," tambahnya lagi.
Simak Video "Pertamina Pastikan Pasokan BBM di Banten Aman Jelang Tahun Baru"
[Gambas:Video 20detik]
(dna/dna)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiZGh0dHBzOi8vZmluYW5jZS5kZXRpay5jb20vZW5lcmdpL2QtNDg0MTYxMS9iZWxpLWJlbnNpbi10YW5wYS1jYXNoLXBlcnRhbWluYS1rdW1wdWxrYW4tZGF0YS1wZWxhbmdnYW7SAQA?oc=5
2019-12-31 08:37:09Z
52781969248024
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Beli Bensin Tanpa Cash, Pertamina Kumpulkan Data Pelanggan? - detikFinance"
Post a Comment