Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Sri Mulyani mengakui tahun ini menjadi titik berat bagi seluruh pelaku ekonomiMenteri Perdagangan Agus Supramanto secara resmi melakukan penutupan perdagangan pasar modal seiring dengan berakhirnya 2019. IHSG ditutup melemah di level 6.229,53 poin atau turun 0,47 persen dari perdagangan Jumat kemarin sebesar 6.329,31 poin.
Dalam sambutannya, Sri Mulyani mengakui tahun ini menjadi titik berat bagi seluruh pelaku ekonomi. Hal ini tercermin dari beberapa indikator ekonomi Indonesia yang menunjukan trend yang tidak begitu baik sepanjang tahun.
"Di dalam lingkungan ekonomi global tidak pasti kita perlu saling sinergi jaga ekonomi kita. Agar pelaku ekonomi bisa terus tumbuh dan lingkungan ekonomi kita terjaga," katanya di bursa efek indonesia, Jakarta, Senin (30/12).
Sri Mulyani menekankan, pemerintah perlu melakukan sinergi untuk merespon setiap perubahan yang terjadi baik di dalam negeri maupun luar. Hal itu dilakukan untuk menjaga ketahanan ekonomi dari tekanan global.
"Bagi pemerintah artinya harus lincah respon perbubahan terjadi," imbuh dia.
Di sisi lain, Bendahara Negara ini juga mengapresiasi kinerja positif pasar modal Indonesia sepanjang 2019. Menurut dia, di tengah bursa efek negara lain mencatat petumbuhan negatif, pasar modal Tanah Air mampu tumbuh positif sepanjang 2019.
"Saya apresiasi jajaran bursa yang melakukan kerja keras pada tahun 2019. Jumlah investor saham 2,4 juta tumbuh 40 persen dari 2018. Ini dilakukan disaat OJK dan BEK bersih bersih dari transaksi tidak baik bisa mencederai," katanya.
Dia menambahkan, pasar modal Indonesia akan tumbuh apabila reputasi dan regulasi dari regulator berjalan efektif. Dia pun berharap agar pembukaan perdagangan pasar modal pada Kamis (2/1) mendatang juga mampu memberikan kinerja postif
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
IHSG Tersungkur pada Penutupan Perdagangan Saham 2019
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada penutupan perdagangan 2019 ini. Hanya tiga sektor saham yang berada di zona hijau membuat IHSG tersungkur jelang pergantian tahun.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (30/12/2019), IHSG ditutup turun 29,77 poin atau 0,47 persen ke posisi 6.299,53. Sementara itu, indeks saham LQ45 naik 0,81 persen ke posisi 1.014,47.
Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 6.336,92 dan terendah 6.289,54.
Sebanyak 234 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 195 saham menguat dan 151 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 439.878 kali dengan volume perdagangan 15,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11 triliun.
Investor asing jual saham mencapai Rp 586,68 miliar di total pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.925.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya tiga sektor yang berada di zona hijau, yaitu sektor perkebunan yang naik 2,08 persen dan sektor konstruksi naik 0,51 persen dan sektor perdagangan naik 0,09 persen.
Sementara sektor yang melemah dipimpin oleh sektor industri yang anjlok 1,6 persen. Kemudian sektor manufaktur yang turun 0,98 persen dan sektor barang konsumsi turun 0,82 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain HOTL yang naik 34,48 persen ke Rp 156 per saham, ITIC menguat 25 persen ke Rp 2.600 per saham dan SUPR naik 24,71 persen ke Rp 3.280 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah diantaranya POOL yang turun 25 persen ke Rp 156 per lembar saham, MFMI melemah 24,88 persen ke Rp 770 per lembar saham dan KOIN turun 21,99 persen ke Rp 110 per lembar saham.
Tak Sesuai Prediksi
Jelang akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal sanggup bergerak menguat pada penutupan sore nanti, Senin (30/12). Gerak IHSG diprediksi berada di rentang 6.300-6.350.
Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, mengatakan IHSG cenderung bergerak konsolidasi. Menurut dia, pergerakan mayoritas saham cenderung sepi mendekati pergantian tahun.
"Kami perkirakan IHSG bergerak konsolidasi di akhir perdagangan 2019," katanya di Jakarta.
Secara teknikal, indikator IHSG telah bergerak cukup tinggi sehingga berada pada area jenuh beli. Dia meramal indeks saham melaju di rentang support 6.300 dan resistance 6.350.
"Ini menandakan pergerakan akan lebih terbatas sebelum adanya koreksi jangka pendek," imbuhnya.
IHSG melemah tipis 0,17 poin atau 0 persen ke level 6.329,13. Namun pada pembukaan pada pukul 09.00 WIB IHSG naik tipis 1,77 poin atau 0,1 persen menjadi 6.329,39.
Indeks saham LQ45 juga naik 0,01 persen ke posisi 1.022,6. Sebagian besar indeks saham acuan bergerak di dua arah.
Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.336,92 dan terendah di 6.326,51.
Sebanyak 128 saham menguat dan mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 94 saham melemah dan 135 saham diam di tempat.
Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 34.624 kali dengan volume perdagangan 553,1 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 318,5 miliar.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tutup Perdagangan Saham, Sri Mulyani Sebut 2019 jadi Tahun yang Sulit"
Post a Comment