TANGERANG, KOMPAS.com - Plt Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Fuad Rizal merasa heran jika tiket pesawat di Indonesia dianggap masih tinggi.
Pasalnya, dalam perbandingan tarif per kilometer per kursi, tiket pesawat lebih murah bahkan dari ojek online (ojol).
"Kami rata-rata Rp 2.520 per kilometer, Sementara kalau tarif online Gojek sudah 2.600 per kilometer," kata Fuad saat memaparkan Public Expose di Garuda Management Building Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (27/12/2019).
Fuad kemudian menampilkan perbandingan Tarif Batas Atas (TBA) transportasi di Indonesia.
Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, Jumlah Wisman Tak Capai Target
TBA penerbangan untuk tipe Full Service Carrier (FSC) sendiri berada di Rp 2.520 per kilometer per kursi.
Sedangkan taksi jauh lebih mahal, yakni TBA Rp 6.500 per kilometer per kursi.
Sedangkan ojek online Go-jek berada di Rp 2.600 per kilometer per kursi.
Hanya MRT yang digunakan sebagai perbandingan yang lebih murah dari ketiga transportasi tersebut dengan Rp 1.000 per kilometer per kursi.
Sedangkan perbandingan tarif penerbangan di dunia. Indonesia menempati posisi kedua termurah setelah Eropa dengan 0,4 persen dibawah tarif global.
Kemudian disusul China di atas 0,3 persen tarif global, disusul Australia, Amerika dan Jepang sebagai negara dengan tarif pesawat termahal.
Perbandingan tarif yang jauh dari transportasi lain tersebut, kata Fuad, akan berdampak negatif pada industri penerbangan di Indonesia.
Dia mengingatkan 10 tahun silam, penerapan TBA yang tidak adil tersebut membuat 15 maskapai penerbangan gulung tikar.
Baca juga: Tiket Mahal Pesawat adalah Puncak Gunung Es
"Karena kompetisi (TBA) nggak sehat," ucap Fuad.
Untuk itu, Fuad mengatakan, adalah sebuah fenomena menuju normal yang baru ketika Garuda Indonesia menerapkan 85 persen dari TBA yang sudah diatur oleh Kementerian Perhubungan.
Dia menjelaskan, dari tahun ke tahun, Garuda Indonesia dan Citilink konsisten menaikan tarif tiket pesawat dari tahun 2018 lalu.
Garuda Indonesia mematok tarif penumpang pada 2017 di angka 60 persen TBA, sedangkan Citilink berada di 30 persen TBA.
Tahun 2018, Garuda Indonesia menaikkan tarif di angka 70 persen TBA, Citilink mengikuti dengan 50 persen TBA.
Di tahun 2019, Garuda Indonesia mematok harga tiket di angka 85 persen TBA diikuti Citilink yang ikut naik di angka 70 persen TBA.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiiAFodHRwczovL21lZ2Fwb2xpdGFuLmtvbXBhcy5jb20vcmVhZC8yMDE5LzEyLzI3LzE3NTcwNDkxL3Rpa2V0LXBlc2F3YXQtbWFoYWwtZGlydXQtZ2FydWRhLWluZG9uZXNpYS1zZWJ1dC10YXJpZi1vam9sLWxlYmloLW1haGFsP3BhZ2U9YWxs0gGDAWh0dHBzOi8vYW1wLmtvbXBhcy5jb20vbWVnYXBvbGl0YW4vcmVhZC8yMDE5LzEyLzI3LzE3NTcwNDkxL3Rpa2V0LXBlc2F3YXQtbWFoYWwtZGlydXQtZ2FydWRhLWluZG9uZXNpYS1zZWJ1dC10YXJpZi1vam9sLWxlYmloLW1haGFs?oc=5
2019-12-27 10:57:00Z
52781964601839
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tiket Pesawat Mahal, Dirut Garuda Indonesia Sebut Tarif Ojol Lebih Mahal - Kompas.com - Megapolitan Kompas.com"
Post a Comment