Liputan6.com, Jakarta Konsumsi minyak dan gas (migas) dalam negeri terus meningkat sepanjang tahun. Namun sayangnya, pengonsumsian migas tak dibarengi dengan peningkatan angka produksi.
Alhasil, Indonesia harus mengimpor minyak demi memenuhi kebutuhan migas yang mencapai 1,4 juta barel per hari. Hingga saat ini bahkan pemerintah masih harus mengimpor 600 ribu barel per hari, untuk menambah hasil produksi migas yang mencapai 800 barel per hari.
Untuk mengatasi hal itu, untungnya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) punya solusi yang dapat diandalkan.
Maka dari itu, SKK Migas menargetkan satu juga barel pada 2030, dengan menerapkan lima aspek transformasi, yaitu Clear Vision, Smart Organization, One Door Service Policy, Commercialization, dan Digitalization.
Bukan hanya itu saja, SKK Migas juga merancang empat strategi utama untuk meningkatkan produksi sekaligus memenuhi migas domestik. Pertama mempertahankan tingkat produksi existing.
Kedua, akseslerasi transformasi sumber daya dan menjadi cadangan migas. Ketiga mempercepat pelaksanaan enchaced oil recovery (EOR). Keempat, mendorong kegiatan eksplorasi yang masif.
Dengan lima aspek transformasi dan empat strategi itu menjadi bukti bahwa Indonesia masih memiliki potensi sumber daya 80 miliar barel minyak dan 363 triliun kaki kubik gas.
Dengan solusi itu, jadi mulai sekarang, yuk dukung program SKK Migas menuju satu juta barel di 2030.
(*)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "SKK Migas Yakin Produksi Minyak Tembus 1 Juta Barel di 2030"
Post a Comment