Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham emiten emas seperti ANTM, MDKA, UNTR dan lain-lain diramal akan menguat tersengat kenaikan harga emas global yang pecah rekor tertinggi pekan lalu.
Sebelumnya, harga emas global telah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar US$2.194,99 per troy ounce pada Jumat (8/3/2024).
Kendati demikian, data Bloomberg pada Selasa (12/3/2024) pukul 21.55 WIB, harga emas berjangka Comex kontrak April 2024 terpantau turun 1,12% atau 24,60 poin ke level US$2.164,00 per troy ounce. Sementara itu, harga emas spot turun sebesar 0,98% ke US$2.161,30 per troy ounce.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, harga emas global tak lepas dari pengaruh data fundamental makroekonomi Amerika Serikat (AS). Saat ini pasar menanti rilis data inflasi AS pada Selasa malam.
"Pada pekan ini pasar menantikan terkait dengan data CPI AS [indeks harga konsumen] maupun juga data PPI AS [indeks harga produsen inti]. Jika data tersebut di bawah ekspektasi tentunya ini akan bisa memberikan apresiasi terhadap harga emas," ujar Nafan kepada Bisnis, Selasa (12/3/2024).
Adapun pelaku pasar berekspektasi kenaikan inflasi bulanan sebesar 0,4% dan 3,1% secara tahunan. Inflasi inti diperkirakan meningkat 0,3%, yang akan mendorong laju tahunan turun menjadi 3,7%.
Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (13/2/2024) melaporkan bahwa inflasi Januari 2024 meningkat sebesar 3,1% (year-on-year/yoy) setelah sebelumnya meningkat sebesar 3,4% pada Desember 2023.
Alhasil, dengan sentimen tersebut, Nafan merekomendasikan akumulasi beli untuk saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan target harga Rp1.650. Pada Jumat (8/3) saham ANTM turun 0,63% dan parkir di level Rp1.565, sedangkan secara year-to-date (ytd) saham ANTM terkoreksi 8,21%.
Berikutnya, emiten Garibaldi 'Boy' Thohir, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) juga direkomendasikan accumulate buy dengan target harga Rp2.490. Saham MDKA parkir menguat 2,16% ke Rp2.370 pada akhir pekan, namun secara ytd masih ambles 12,22%.
Tak ketinggalan, saham tambang Grup Astra PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga disematkan rekomendasi akumulasi beli dengan target price Rp27.000. Saham UNTR menguat 0,73% ke Rp24.175 pada Jumat lalu, sedangkan secara ytd saham UNTR menguat 6,85%.
"Untuk PT Amman Mineral Internasional Tbk. [AMMN] dan PT Archi Indonesia Tbk. [ARCI] sementara ini not rated," pungkas Nafan.
Senada, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan pergerakan harga komoditas emas akan mempengaruhi emiten yang berkorelasi dengan tambang emas.
"Secara teknikal kami mencermati saham ANTM buy on weakness, dengan level support Rp1.470 dan resisten Rp1.620. Lalu, untuk MDKA buy on weakness dengan support Rp2.230 dan resisten Rp2.440," ujar Herditya kepada Bisnis, Selasa (12/3).
Sementara itu, MNC Sekuritas merekomendasikan trading buy untuk saham ARCI dengan support Rp338 dan resisten Rp362. Kemudian saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (f) direkomendasikan trading buy dengan support Rp181 dan resisten Rp210.
Harga Emas Diramal Tembus Rekor Baru
Harga emas global pada pekan ini diramal akan melanjutkan penguatan menuju rekor all time high baru ke level US$2.200, setelah menembus rekor tertingginya pada pekan lalu.
Analis Komoditas Lukman Leong mengatakan harga emas pekan ini akan dipengaruhi pada data non-farm payrolls (NFP) AS, menyusul serangkaian data tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan seperti Jolt, ADP dan Jobless claim.
Data non-farm payrolls (NFP) pada Jumat (8/3/2024) menunjukkan pengusaha di AS menambahkan 275.000 pekerjaan pada Februari 2024, atau lebih rendah dari 353.000 pekerjaan pada bulan Januari 2024. Menurutnya, hal ini berpotensi kembali membawa harga emas ke rekor all time high baru.
Kendati demikian, menurutnya perlu diperhatikan juga bahwa kenaikan parabolic harga emas belum disertai koreksi yang berarti, hal ini menandakan harga emas juga rentan aksi profit taking.
"Range harga emas pekan ini di kisaran US$2.140 hingga US$2.200 per troy ounce," ujar Lukman kepada Bisnis dikutip Selasa (12/3).
Lebih lanjut dia mengatakan, pada pekan ini data inflasi AS akan menjadi sentimen utama. Investor memperkirakan peluang sekitar 70% penurunan suku bunga pada bulan Juni, menurut alat CME FedWatch.
Suku bunga rendah membantu harga emas karena mengurangi opportunity cost memegang emas batangan tanpa imbal hasil. Selain itu, pembelian bank sentral juga mendukung emas.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
https://news.google.com/rss/articles/CBMibmh0dHBzOi8vbWFya2V0LmJpc25pcy5jb20vcmVhZC8yMDI0MDMxMy8yMzUvMTc0ODY3My9yYW1hbGFuLXNhaGFtLWFudG0tbWRrYS1jcy1zYWF0LWhhcmdhLWVtYXMtdGVydXMtbWVsYW1idW5n0gFtaHR0cHM6Ly9tLmJpc25pcy5jb20vYW1wL3JlYWQvMjAyNDAzMTMvMjM1LzE3NDg2NzMvcmFtYWxhbi1zYWhhbS1hbnRtLW1ka2EtY3Mtc2FhdC1oYXJnYS1lbWFzLXRlcnVzLW1lbGFtYnVuZw?oc=5
2024-03-12 23:00:00Z
CBMibmh0dHBzOi8vbWFya2V0LmJpc25pcy5jb20vcmVhZC8yMDI0MDMxMy8yMzUvMTc0ODY3My9yYW1hbGFuLXNhaGFtLWFudG0tbWRrYS1jcy1zYWF0LWhhcmdhLWVtYXMtdGVydXMtbWVsYW1idW5n0gFtaHR0cHM6Ly9tLmJpc25pcy5jb20vYW1wL3JlYWQvMjAyNDAzMTMvMjM1LzE3NDg2NzMvcmFtYWxhbi1zYWhhbS1hbnRtLW1ka2EtY3Mtc2FhdC1oYXJnYS1lbWFzLXRlcnVzLW1lbGFtYnVuZw
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ramalan Saham ANTM & MDKA Cs saat Harga Emas Terus Melambung - Bisnis.com"
Post a Comment