Achmad Zaky menjelaskan Bukalapak harus memasuki fase berikutnya. Menjadi perusahaan sustainable dan profit sehingga membutuhkan profesional yang bisa memenuhi tuntutan para pemegang saham.
"Untuk itu kita para founder sudah legowo. Hilangkan ego pribadi. Kita legowo kita beranikan diri, itu yang kita inginkan. Hadirnya sosok berpengalaman dan nantinya kita bisa loncat lebih tinggi," papar Zaky di Jakarta, Senin malam (10/12/2019)."Bukalapak tidak bisa terus bakar uang. Harus semakin mature, perusahaan tak bisa terus-terusan bakar uang. Harus ada return of investment," tegas Zaky.
Saat ini Zaky mengatakan Bukalapak sudah memiliki 2.000 karyawan dengan pelapak yang mencapai 2,5 juta. Bahkan Zaky mengatakan menurut data Bukalapak masuk top 40 startup paling top dari segi valuasi.
"Saya makin sadar, Bukalapak sudah besar sekali dan tantangan makin besar. Me-manage karyawan yang mencapai 2.000 orang tidak mudah dan nanti akan terus bertambah. Butuh pengalaman."
Bakar uang memang menjadi strategi yang lazim digunakan startup untuk menumbuhkan bisnis dan pengguna. Masalahnya bakar uang menyebabkan startup merugi. Tantangan terbesar startup tetap bertumbuh tanpa bakar uang.
Selain Bukalapak, berikut beberapa startup besar yang masih terapkan aksi bakar uang:
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMic2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL3RlY2gvMjAxOTEyMTAxNTE4MjctMzctMTIxOTI0L2J1a2FsYXBhay1oaW5nZ2EtZGFuYS1pbmktc3RhcnR1cC15YW5nLW1hc2loLWJha2FyLXVhbmfSAQA?oc=5
2019-12-10 08:30:19Z
52781936916144
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bukalapak Hingga DANA, Ini Startup yang Masih Bakar Uang - CNBC Indonesia"
Post a Comment