Search

Bursa RI Rawan Longsor, Simak 7 Kabar Ini Sebelum Trading - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Kamis (3/12/20) ditutup hijau tipis terapresiasi 0,15% ke level 5.822,94. Namun hari ini, IHSG rawan koreksi karena rekor peningkatan kasus baru covid-19 yang lebih dari 8.300 kasus. 

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 121miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 19,6 triliun.

IHSG menghijau setelah investor merespons kabar positif mengenai vaksin corona Pfizer meskipun penguatan terpangkas karena para pelaku pasar melakukan aksi profit taking setelah IHSG melesat tinggi sebulan terakhir.


Sentimen penggerak utama pasar modal dalam negeri tentu datang utamanya dari faktor stimulus jumbo AS yang akan kembali dibicarakan dan juga dari kabar dua vaksin corona yakni Pfizer yang penilaian mengenai kesiapan edar vaksin yang dinilai oleh Agensi Obat-obatan Uni Eropa yang bisa saja muncul akhir tahun ini.

Stimulus jumbo yang akan diperbincangkan Mnuchin dan Pelosi juga akan membawa kabar positif tersendiri bagi bursa saham negara-negara emerging market terutama Indonesia yang masih menjadi primadona untuk kategori ini.

Apabila nantinya stimulus jumbo ini cair maka peredaran dolar AS akan naik sehingga nilainya turun sehingga aset-aset dalam negeri akan menjadi kurang menarik sehingga investor global cenderung mengalihkan dananya ke negara-negara emerging market seperti Indonesia yang akan siap kebanjiran dana asing.

Untuk memulai lagi perdagangan jelang akhir pekan ini, ada baiknya disimak sederet kabar emiten yang terjadi kemarin.

1. Bayar Utang, Emiten Sandi Uno Terbitkan Obligasi Rp 750 M

Emiten penyedia jasa infrastruktur telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2020 dengan nilai emisi sebesar Rp 750 miliar.

Penerbitan surat utang tersebut terdiri dari nilai pokok sebesar Rp 295 miliar dengan tingkat bunga tetap 5,75% dengan tenor 370 hari dan sisanya, sebesar Rp 455 miliar dengan tingkat bunga tetap 7,25% untuk tenor 3 tahun. Bunga untuk obligasi ini akan dibayarkan setiap kuartalan.

2. Kredit Perbankan Bisa Tumbuh hingga 9% di 2021

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini kredit perbankan bisa tumbuh hingga 9% di tahun depan. Meski saat ini tertekan akibat pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan saat membuka Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun 2020 dengan tema 'Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi' yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (3/12/2020).

Tidak hanya kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga diperkirakan tetap tumbuh hingga 9% di tahun depan.

3. Ada Pandemi, BNI Jaga Pertumbuhan Kredit di Kisaran 4%

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan kredit hingga akhir tahun berada di kisaran 2-4% year on year (yoy).

Direktur Corporate Banking Bank BNI, Silvano Rumantir mengakui bahwa selama pandemi, hampir seluruh sektor ekonomi terdampak baik secara langsung atau tidak, termasuk apa yang dialami oleh BNI.

"Sebagian debitur segmen korporasi kecil, menengah juga terdampak. Kami memutuskan kekuatan risk management. Kami komit menjaga pertumbuhan kredit, berkualitas, dengan aspirasi pertumbuhan sampai akhir tahun kisaran 2-4% yoy," katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Kamis (3/12/2020).

4. Sempat Mati Suri, Proyek KRAS Senilai Rp 3,9 T Siap Bangkit

Proyek PT Meratus Jaya Iron & Steel (PT MJIS), anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), mangkrak padahal sudah menghabiskan dana investasi Rp 3,9 triliun. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) punya target untuk membangkitkan proyek pengolahan biji besi tersebut.

"Kita lihat ini sebenarnya sayang banget. Investasinya sudah terealisasi Rp2 triliun yang berjalan. Kita sekarang bersama-sama akan cari formulasi yang tepat. Ini harus menjadi sumber pendapatan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Tanah Bumbu, yang pada akhirnya mampu menciptakan lapangan pekerjaan," kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam keterangan resmi dikutip Kamis (3/12).

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMidmh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMTIwNDA4MjEzNy0xNy0yMDY3NjYvYnVyc2EtcmktcmF3YW4tbG9uZ3Nvci1zaW1hay03LWthYmFyLWluaS1zZWJlbHVtLXRyYWRpbmfSAQA?oc=5

2020-12-04 01:28:23Z
52782507806902

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bursa RI Rawan Longsor, Simak 7 Kabar Ini Sebelum Trading - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.