Search

Gegara Perkara Materai Rp 10.000, IHSG Bakal Ambrol? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan lalu menguat 2,8% ke 6.104,324, dalam 5 hari perdagangan tercatat hanya menguat 2 kali, dan 2 kali melemah tetapi tipis-tipis. IHSG masih belum menghentikan reli panjangnya, dengan membukukan penguatan 11 pekan beruntun. 

Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih Rp 1,04 trilun di pasar reguler sepanjang pekan ini, dengan nilai transaksi nyaris mencapai US$ 102 triliun.

Bursa kebanggaan Tanah Air ini berada di level tertinggi sejak Januari lalu.


Dibandingkan bursa utama Asia, IHSG memimpin jauh, begitu juga dengan bursa utama Eropa, dan Amerika Serikat (AS) di pekan ini. IHSG hanya kalah dari indeks Nasdaq yang menguat 3,05%.

Meski mampu terus melaju, namun sentimen negatif datang dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengumumkan bahwa mulai 1 Januari 2021 mendatang, transaksi surat berharga yang dilakukan di BEI akan dikenakan bea materai sebesar Rp 10 ribu per dokumen. Bea materai tersebut dikenakan tanpa batasan nilai nominal yang diterima investor.

Biaya materai ini akan menjadi tanggung jawab investor hingga ditunjuknya Anggota Bursa (AB) sebagai Wajib Pungut.

Kebijakan ini sesuai dengan telah disahkannya UU Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai pada Oktober 2020 lalu.

Transaksi ini akan dikenakan untuk setiap Trade Confirmation (TC) tanpa batasan nilai nominal yang diterima investor sebagai dokumen transaksi surat berharga. Artinya, transaksi kecil pun bisa terkena bea materai, sehingga akan merugikan bagi investor ritel. Hal ini lah yang memicu penolakan atas pengenaan bea materai tersebut.

Hanya saja Ditjen Pajak, dalam sanggahannya pada Sabtu pekan lalu, menegaskan saat ini masih menyusun peraturan pelaksanaan atas UU Bea Meterai tersebut.

"Pengenaan Bea Meterai akan dilakukan terhadap dokumen dengan mempertimbangkan batasan kewajaran nilai yang tercantum dalam dokumen dan memperhatikan kemampuan masyarakat," tulis DJP dalam keterangan resminya diterima CNBC Indonesia, Sabtu (19/12/2020).

Sementara itu, kabar baik datang dari negeri Paman Sam yang bisa membawa IHSG melesat lagi pada perdagangan Senin (21/12/2020).

Kongres AS telah mengatasi perbedaan politik mengenai kesepakatan stimulus senilai US$ 900 miliar. yang memasukkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai US$ 600 per orang.

Paket tersebut juga memasukkan bantuan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) senilai US$ 300 miliar dan tambahan dana klaim tunjangan pengangguran senilai US$ 300 per pekan, yang saat ini dinikmati 12 juta orang pengangguran.

Proposal stimulus tersebut akan di-voting paling cepat pada Minggu malam waktu AS, artinya Senin pagi waktu Indonesia.

Secara teknikal, IHSG masih mampu bertahan di atas level 6.100, menunjukkan momentum yang masih kuat.

Awal munculnya momentum penguatan IHSG dimulai Kamis (5/11/2020) saat muncul White Marubozu dalam grafik candle stick harian.

Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagagan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.

Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.

White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.

idrGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Pada Senin (23/11/2020) dan Kamis (26/11/2020) IHSG kembali membentuk pola White Marubozu, sehingga reli terus berlanjut.

IHSG juga bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), yang menambah momentum penguatan.
Indikator stochastic pada grafik kembali masuk wilayah jenuh beli (overbought). Artinya kembali muncul tekanan turun.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun dan berada di dekat wilayah oversold.

Resisten terdekat berada di kisaran 6.140, jika ditembus IHSG berpeluang menguat ke 6.170 sebelum menuju 6.200.

Sementara selama tertahan di bawah resisten, IHSG berisiko turun dengan support terdekat di kisaran 6.090, sebelum menuju 6.050 hingga 6.030.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(pap/pap)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMib2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMTIyMTA3MjQ1NS0xNy0yMTA0NDAvZ2VnYXJhLXBlcmthcmEtbWF0ZXJhaS1ycC0xMDAwMC1paHNnLWJha2FsLWFtYnJvbNIBAA?oc=5

2020-12-21 01:14:49Z
52782530194328

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Gegara Perkara Materai Rp 10.000, IHSG Bakal Ambrol? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.