Search

Izin Pakai Vaksin Dikantongi, BioNTech Galau Produksi Kurang - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski izin penggunaan darurat telah dikantongi perusahaan pembuat vaksin asal Jerman BioNTech dan perusahaan berbasis di Amerika Serikat Pfizer, namun ternyata ini masih menimbulkan masalah lainnya.

Kali ini kedua produsen vaksin tersebut mengkhawatirkan kapasitas produksi yang dimiliki keduanya akan kurang, lebih sedikit dari permintaan yang ada.

Dilansir dari Reuters, CEO BioNTech SE Jerman Ugur Sahin mengatakan, tantangan terbesar yang dihadapi adalah meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang sangat besar.


"Kami perlu memecahkan tantangan manufaktur," kata Ugur Sahin kepada Reuters dalam sebuah wawancara, seperti dikutip pada Minggu (13/12/2020).

"Sangat jelas bahwa dibutuhkan lebih banyak dosis dan kami menghadapi pertanyaan itu - bagaimana menghasilkan lebih banyak dosis," tambah pria keturunan Turki itu.

BioNTech sendiri mengatakan mereka akan memproduksi hingga 1,3 miliar dosis vaksin pada 2021. Mereka mengatakan akan mulai membuat vaksin di fasilitas produksi Novaris AG di Marburg, Jerman pada paruh pertama 2021.

"Rencana dasarnya adalah 1,3 miliar dosis dan kami sedang mengerjakan rencana yang diperpanjang. Saya tidak dapat memberitahu Anda saat ini apa yang mungkin dan seberapa besar kami dapat memperluas skalanya, tetapi kami akan mencoba melakukannya secara signifikan," tutur Sahin.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/ FDA) telah mengesahkan vaksin untuk penggunaan darurat pada Jumat (11/12/2020), setelah Inggris menjadi negara pertama yang mulai menyebarkan suntikan di luar uji klinis pada awal pekan ini.

Selain itu, diharapkan vaksin besutan BioNTech itu akan menerima persetujuan bersyarat dari European Medicines Agency pada akhir bulan dan dapat mulai meluncurkan vaksin di negara-negara Eropa awal tahun depan.

Sejauh ini Pemerintah AS telah memesan 100 juta dosis vaksin dua dosis dan dapat menegosiasikan lebih banyak.

Anggota Dewan Pfizer dan Mantan Komisaris FDA Scott Gottlieb mengatakan, dalam sebuah wawancara dengan CNBC bahwa perusahaan telah menawarkan untuk menjual lebih banyak dosis ke Amerika Serikat baru-baru ini pada bulan lalu tetapi telah ditolak.

Dalam data yang dirilis minggu ini, Pfizer dan BioNTech mengatakan vaksin mereka mulai memberikan perlindungan kepada penerima bahkan sebelum mereka menerima suntikan kedua. Tampaknya mulai menunjukkan kemanjuran sekitar 12 hari setelah suntikan pertama.

Sahin mengatakan dia terkejut dengan data: "Kami tahu bahwa tanggapan kekebalan sangat meningkat setelah dosis kedua."

Dia mengatakan perusahaan belum memutuskan apakah akan mengevaluasi versi dosis tunggal vaksin.

"Ini akan menjadi diskusi yang pasti akan kami lakukan dengan mitra kami Pfizer," katanya.


[Gambas:Video CNBC]

(wia)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL3RlY2gvMjAyMDEyMTMxMTAzNTgtMzctMjA4NzI1L2l6aW4tcGFrYWktdmFrc2luLWRpa2FudG9uZ2ktYmlvbnRlY2gtZ2FsYXUtcHJvZHVrc2kta3VyYW5n0gEA?oc=5

2020-12-13 05:50:01Z
52782518693978

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Izin Pakai Vaksin Dikantongi, BioNTech Galau Produksi Kurang - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.