Search

Kasus Covid-19 RI Masih Tinggi, INDEF: Segera Lockdown! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyarankan agar pemerintah memberlakukan kebijakan karantina wilayah atau lockdown seiring dengan masih tingginya kasus positif harian Covid-19 di Indonesia.

Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad beralasan, kebijakan melakukan lockdown saat ini cukup tepat di tengah rata-rata kasus positif Corona di atas 10 ribu kasus per harinya.

Sampai dengan hari ini, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia telah bertambah sebanyak 10.827 kasus baru. Sehingga, secara akumulasi, jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah air bertambah menjadi 1.157.837 orang dengan kasus aktif 176.291 orang.


Tauhid menilai, penanganan pandemi di tanah air melalui kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) saat ini masih belum cukup optimal menekan penularan virus.

"Kami menyarankan pemerintah membuka wacana lockdown, 1 minggu atau 2 minggu. Rekomendasi ini perlu dilihat sebagai peluang ketika sudah sangat frustrasi [mengendalikan pandemi]," kata Tauhid, dalam paparan secara daring di acara diskusi, Minggu (7/2/2021).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama tahun ini masih akan cukup tertekan karena kebijakan pembatasan sosial yang berlanjut, bahkan luasan wilayahnya diperluas menjadi Jawa-Bali. INDEF memproyeksikan, pada 3 bulan pertama tahun ini, ekonomi Indonesia akan tumbuh negatif di kisaran 1%.

"Jangan berharap dengan situasi sekarang [PDB] kita bisa tumbuh positif di kuartal pertama, apalagi tanggal 9 Februari pemerintah melanjutkan kebijakan PPKM dengan skala mikro, pasti ada dampaknya ke ekonomi," tutur Tauhid.

Wacana karantina wilayah juga sebelumnya turut disuarakan ekonom senior INDEF, Faisal Basri. Bagi Faisal, kunci untuk kembali menggerakkan ekonomi Indonesia adalah pengendalian Covid-19 yang maksimal melalui karantina wilayah.

"Paling ampuh adalah lockdown," ujarnya.

Faisal mencontohkan keberhasilan Iran dan China dalam pengendalian Covid-19. Per pertengahan November lalu, Iran yang sudah menerapkan lockdown di 100 kota di Negara itu. Iran diketahui 'menyerah' saat munculnya gelombang tiga kasus Covid-19.

"Angka kematian yang biasanya mendekati sekitar 400 jiwa, sekarang di bawah 100 saja. Dan active cases itu sekarang sudah lebih rendah dari Indonesia walaupun kasus Iran lebih tinggi dari Indonesia," ujar Faisal.

Seperti dikutip dari laman Worldometers, kasus positif Covid-19 di Iran mencapai 1.459.370, sedangkan di Indonesia sebanyak 1.157.837 per Minggu (7/2).

Faisal melanjutkan, penting bagi Indonesia untuk menerapkan lockdown karena akan ampuh memutus mata rantai penularan virus corona baru penyebab Covid-19. Walaupun, dia tidak memungkiri ekonomi akan terhantam berat, akan tetapi pemulihannya berangsur cepat.


[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMib2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL25ld3MvMjAyMTAyMDcxODU4MzctNC0yMjE2Njkva2FzdXMtY292aWQtMTktcmktbWFzaWgtdGluZ2dpLWluZGVmLXNlZ2VyYS1sb2NrZG93btIBAA?oc=5

2021-02-07 12:30:24Z
52782608368574

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kasus Covid-19 RI Masih Tinggi, INDEF: Segera Lockdown! - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.