Bisnis.com, JAKARTA — Kebijakan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil baru bakal berdampak positif buat industri turunan otomotif.
Jodjana Jody, pengamat otomotif dan industri pembiayaan yang sempat mengenyam pengalaman sebagai CEO Auto2000 (2010) dan Astra Credit Companies (2015) mengungkap hal tersebut kepada Bisnis, Jumat (12/2/2021).
"Kami tunggu aturan teknis, karena dealer juga panik soal supply stok bulan ini. Karena konsumen pasti tahan diri dan tunggu bulan Maret, kan. Jadi, sayang diumumkan terlalu buru-buru, mestinya pas atau mepet [1 Maret] agar bulan ini jualan tidak terganggu," ungkapnya.
Kendati demikian, secara umum Jody menilai keputusan ini tepat, mengingat kesuksesan negara tetangga yang lebih awal memberikan diskon pajak untuk pembelian kendaraan baru sehingga market otomotif mereka terbukti tidak tertekan terlampau dalam seperti Indonesia.
"Ini tepat untuk mendorong konsumsi kelas menengah atas dan juga sektor otomotif kita [Indonesia] yang tahun lalu lebih terpuruk dibanding negara tetangga yang sukses memberikan insentif seperti Malaysia dan Thailand," tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap bahwa pemerintah akan menanggung penuh PPnBM untuk kendaraan di bawah 1.500 cc yang memiliki local content 70 persen.
Kebijakan ini akan berlaku mulai 1 Maret 2021 dan direncanakan memiliki tiga tahapan insentif secara kuartalan. Mulai awalnya 100 persen ditanggung pemerintah, kemudian berkurang hingga 50 persen, dan tahap terakhir tinggal 25 persen.
"Sebenarnya sih, skema untuk mobil 1.500 cc ke bawah itu terlalu di-limit karena produksi lokal banyak juga yang 2.000 cc ke bawah. Tapi oke lah, sudah cukup membantu, apalagi ada kriteria local content 70 persen. Selain itu, LCGC [low cost green car] juga tidak terpengaruh karena memang PPnBM masih 0 persen," ujarnya.
Adapun, menurut Jody, sektor otomotif merupakan salah satu industri yang memiliki subsector dan supply chain besar dan mempekerjakan orang banyak.
Sebagai contoh, satu pabrikan di sisi hulu, bisa dipasok oleh ratusan supplier parts tier 1, 2, dan 3. Ini belum lagi bicara dari sisi hilirnya di dealer, industri pembiayaan, servis, dan lain sebagainya.
Bagi industri pembiayaan (multifinance) atau akrab disapa leasing, yang perlu diantisipasi barangkali penurunan harga jual kendaraan bekas.
Pengaruhnya ke harga jual kendaraan tarikan, dan tentunya berdampsk besar bagi perusahaan pembiayaan yang memfokuskan portofolionya bermain di segmen kredit mobil bekas (mobkas).
"Tantangan buat mobil bekas karena akan kena impact turun harga, pasti terpaksa temporary ada adjustment, sementara. Karena prioritasnya untuk menggenjot output baru, memang pasti pasar mobkas agak terganggu," tutupnya.
Ayo, ikut membantu donasi sekarang! Klik Di Sini untuk info lebih lengkapnya.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMibmh0dHBzOi8vZmluYW5zaWFsLmJpc25pcy5jb20vcmVhZC8yMDIxMDIxMi84OS8xMzU1NTc0L3BwbmJtLW5vbC1wZXJzZW4tYmVnaW5pLW5hc2liLWxlYXNpbmctaGluZ2dhLW1vYmlsLWJla2Fz0gFqaHR0cHM6Ly9tLmJpc25pcy5jb20vYW1wL3JlYWQvMjAyMTAyMTIvODkvMTM1NTU3NC9wcG5ibS1ub2wtcGVyc2VuLWJlZ2luaS1uYXNpYi1sZWFzaW5nLWhpbmdnYS1tb2JpbC1iZWthcw?oc=5
2021-02-12 09:13:20Z
52782614870712
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PPnBM Nol Persen, Begini Nasib Leasing hingga Mobil Bekas - Bisnis.com"
Post a Comment