Search

3 Saham Hotel dan DGIK Jadi Jawara, Duo Lippo Merana - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 4%, terdapat sejumlah saham yang melonjak tinggi dan juga saham-saham 'pecundang' dalam sepekan.

Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG berhasil melesat 4,06% ke posisi 6.481,77 selama sepekan ini dengan total nilai transaksi mencapai Rp 89,73 triliun.

Seiring dengan kenaikan IHSG, asing melakukan beli bersih Rp 10,31 triliun di pasar reguler dan beli bersih Rp 360,26 miliar di pasar negosiasi dan tunai.


Indeks saham sektor barang konsumen non-siklikal memimpin indeks sektoral lainnya, yakni sebesar 6,58%. Kemudian, kedua, indeks saham energi turut mendorong IHSG dengan menguat 4,87% dalam sepekan.

Berikut top gainers dan top losers dalam sepekan (4-8 Oktober 2021).

Top Gainers Sepekan

Nama

Kode

Harga Minggu Lalu

Harga Minggu Ini

Perubahan (%)

Pudjiadi And Sons

PNSE

356

905

154.21

Hotel Fitra International

FITT

142

250

76.06

Intan Baruprana Finance

IBFN

56

85

51.79

IndoSterling Technomedia

TECH

5425

8200

51.15

Nusa Konstruksi Enjiniring

DGIK

77

114

48.05

Esta Multi Usaha

ESTA

113

165

46.02

Top Losers Sepekan

Nama

Kode

Harga Minggu Lalu

Harga Minggu Ini

Perubahan (%)

Satria Mega Kencana

SOTS

462

344

-25.54

Multipolar

MLPL

560

418

-25.36

Indo Komoditi Korpora

INCF

412

310

-24.76

Kioson Komersial Indonesia

KIOS

1030

775

-24.76

Matahari Putra Prima

MPPA

995

750

-24.62

Global Sukses Solusi

RUNS

620

472

-23.87

Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI)

Menurut data di atas, terdapat 3 emiten yang memiliki bidang usaha di bisnis perhotelan di deretan top gainers, yakni PNSE, FITT, dan ESTA.

Saham PNSE memimpin daftar top gainers dengan melambung 154,51% dalam sepekan. Sementara, FITT melesat 76,06%, dan ESTA melejit 46,02%.

Ketiga saham tersebut memiliki nilai kapitalisasi pasar (market cap) yang tergolong mini. Saham PNSE memiliki market cap Rp 722,02 miliar, FITT sebesar Rp 150,01 miliar, dan ESTA 'hanya' sebesar Rp 103,95 miliar.

Bersama saham hotel, saham konstruksi DGIK mendaki 48,05% selama sepekan. Kenaikan saham DGIK terjadi di tengah rencana pemegang saham pengendali emiten farmasi dan produk alat kesehatan, PT Itama Rayonara Tbk (IRRA), yakni PT Global Dinamika Kencana, yang akan mengambil alih sebanyak 51,85% saham perusahaan.

Sebelumnya, Global Dinamika membeli saham DGIK dari investor lama yakni milik PT Lintas Kebayoran Lama sebanyak 34,12%, PT Loasaindo Aditama sebanyak 7,6%, PT Rezeki Segitiga Emas sebanyak 9,32% dan PT Multidaya Hutama Indokarunia 0,81%, sehingga total saham yang diambil alih adalah 51,85%.

Proses pembelian saham telah selesai pada 6 Oktober 2021 lalu. Harga pengambilalihan yakni di level Rp 80/saham sehingga total transaksi menjadi Rp 229,84 miliar. Harga ini lebih tinggi dibanding harga pasar pada perdagangan Rabu (6/10) yakni Rp 77/saham.

Adapun Global Dinamika Kencana merupakan perusahaan pengendali IRRA dengan kepemilikan 69,75% saham per Juni 2021.

Manajemen Global Dinamika menyatakan tujuan pengambilalihan/pengendalian ini adalah untuk pengembangan usaha dan memperkuat usaha bisnis perseroan di bidang jasa konstruksi.

Duo Lippo Merana

Berbeda nasib, dua saham Grup Lippo, MLPL dan anak usahanya yang mengelola Hypermart MPPA, terbenam di deretan top losers, kendati mendapatkan sentimen positif masuknya investor baru, Gojek.

Saham MLPL anjlok 25,36% ke Rp 418/saham selama sepekan.

Dengan ini, saham MLPL sudah terbenam di zona merah selama 6 hari beruntun, dengan 4 di antaranya menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 7%.

Kabar teranyar, perusahaan yang dikendalikan keluarga Riady dari Grup Lippo, PT Inti Anugerah Pratama (IAP) telah menjual 1,66 miliar saham atau setara dengan 11,37% kepemilikan di Multipolar. Adapun total dana hasil penjualan saham tersebut mencapai Rp 805,75 miliar.

Setali tiga uang, saham MPPA ambles 24,62% selama sepekan. Seperti MLPL, saham MPPA saat ini sudah ambles selama 6 hari beruntun, dengan 4 di antaranya menyentuh ARB.

Pelemahan tersebut terjadi lagi kendati mendapatkan sentimen positif dengan masuknya PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek resmi menjadi pemegang saham sebesar 6,74% di MPPA setelah membelinya dari MLPL pada 4 Oktober lalu.

Multipolar menjual sebanyak 507.142.900 saham di harga Rp 700/saham atau setara dengan 6,74% kepada Gojek.

"Status kepemilikan lokal, jumlah sebelum transaksi nol, jumlah setelah transaksi 507.142.900 saham," kata Sekretaris Perusahaan MPPA Danny Kojongian, dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis (7/10/2021)

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(adf/adf)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMTAwOTE1MjcyMi0xNy0yODI2NTQvMy1zYWhhbS1ob3RlbC1kYW4tZGdpay1qYWRpLWphd2FyYS1kdW8tbGlwcG8tbWVyYW5h0gF1aHR0cHM6Ly93d3cuY25iY2luZG9uZXNpYS5jb20vbWFya2V0LzIwMjExMDA5MTUyNzIyLTE3LTI4MjY1NC8zLXNhaGFtLWhvdGVsLWRhbi1kZ2lrLWphZGktamF3YXJhLWR1by1saXBwby1tZXJhbmEvYW1w?oc=5

2021-10-09 12:20:00Z
52783002581348

Bagikan Berita Ini

0 Response to "3 Saham Hotel dan DGIK Jadi Jawara, Duo Lippo Merana - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.