Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengkritik kebijakan pemerintah yang hanya mensubsidi minyak goreng curah dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14 ribu.
Ia memperkirakan kebijakan itu bisa berakibat fatal, terutama pada minyak goreng kemasan. Pasalnya, harga minyak goreng kemasan akan melonjak tinggi jika diserahkan ke mekanisme pasar.
"Melepas harga minyak goreng kemasan ke mekanisme pasar ini kebijakan yang fatal. Karena yang akan dirugikan adalah kelas menengah yang saat ini pemulihan daya belinya belum solid, belum kembali ke level sebelum pandemi," ujar Bhima kepada CNNIndonesia.com, Rabu (16/3).
Apalagi tambahnya, dalam waktu dekat ini masyarakat akan memasuki Ramadan. Bhima khawatir karena kebijakan itu, harga minyak goreng kemasan naik 20 hingga 40 persen.
"Kalau melepas (harga) minyak goreng kemasan dengan mekanisme pasar, wah harganya akan lebih tinggi lagi apalagi pas Ramadan. Biasanya harga pas Ramadan naik 20 persen dibandingkan bulan biasa karena permintaan minyak goreng. Dan pada saat puncak Idul Fitri itu naiknya bisa 40 persen dibandingkan dengan bulan biasa," jelasnya.
Ia mengingatkan pemerintah soal beberapa masalah yang kemungkinan bisa terjadi dari kebijakan HET minyak goreng terbaru itu. Pertama, pergeseran pembelian di pihak konsumen yang akan lebih pilih minyak goreng curah bersubsidi daripada kemasan dengan alasan lebih mahal.
Kedua, salah sasaran penyaluran subsidi karena pengawasan terhadap peredaran minyak goreng curah sulit sekali dilakukan.
"Karena yang namanya minyak goreng curah itu engga ada barcodenya, tidak ada badan produksinya. Sehingga kemungkinan dioplos dengan minyak jelantah ada. Kemungkinan tidak tetap sasaran, harga tetap mahal di tingkat ritel," katanya.
Ketiga, ia melihat pemerintah tidak konsisten dalam menyelesaikan permasalahan minyak goreng yang sebenarnya lebih terpusat pada distribusi. Karena menurutnya, jika kebutuhan minyak goreng di dalam negeri (domestic market obligation/DMO) dipenuhi, maka masalahnya berada di pihak distributor.
"(Pemerintah bisa) tindak tegas penimbunan, macetnya di distributor dimana, itu lebih mudah penelusurannya kalau minyak goreng kemasan. Jadi seharusnya, kalau DMO dan HET itu diberlakukan dengan baik, itu sudah bisa diselesaikan,"katanya.
(tdh/agt)https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMif2h0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vZWtvbm9taS8yMDIyMDMxNjEzMjU0NS05Mi03NzIwMzAvcGVyaW5nYXRhbi1wZW5nYW1hdC1zb2FsLWJhaGF5YS1oZXQtbWlueWFrLWdvcmVuZy1jdXJhaC1ycDE0LXJpYnXSAQA?oc=5
2022-03-16 07:03:53Z
1340696321
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Peringatan Pengamat soal Bahaya HET Minyak Goreng Curah Rp14 Ribu - CNN Indonesia"
Post a Comment