Pasokan minyak goreng di sejumlah daerah mulai membanjiri pasar setelah pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) minyak curah menjadi Rp14 ribu per liter dan menghapus HET minyak kemasan. Namun, harga minyak goreng masih 'selangit.'
Di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, terutama di ritel modern, harga minyak goreng kemasan premium berbagai merek isi 2 liter dibanderol antara Rp49 ribu sampai Rp52 ribu.
"Tadinya senang melihat banyak minyak goreng dipajang, ternyata harganya mahal, saya tidak jadi beli," ujar Rohimah (55), warga yang dijumpai setelah keluar dari sebuah ritel modern di Banjarbaru seperti dikutip dari Antara, Senin (21/3).
Hal yang sama juga terjadi di Kota Pekanbaru, Riau, harga minyak goreng curah tembus Rp20 ribu per liter. Hal tersebut terjadi karena tingginya permintaan warga di daerah setempat sejak pasokan langka di sejumlah daerah.
Sejumlah warga mengeluhkan lonjakan harga tersebut. Pasalnya minyak goreng kemasan di beberapa ritel modern juga kosong.
"Minyak goreng dalam kemasan makin langka saja, di mana-mana dicari tidak bisa ditemukan. Itu pun hanya satu pedagang yang menjual minyak goreng curah juga dengan harga mahal pula," kata Det, warga Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru.
Tingginya harga minyak goreng di daerah juga diakui warga lainnya. Susi, warga Kecamatan Marpoyan mengatakan dirinya terkejut saat membeli minyak goreng di ritel modern yang tiba-tiba penuh di etalase.
Bahkan minyak goreng yang dipajang telah dicantumkan harga jual Rp24.500 per liter. "Kami menduga ada penimbunan yang disengaja oleh distributor dan pedagang minyak goreng," imbuhnya.
Senada, di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, harga minyak goreng kemasan dibanderol Rp25 ribu per liter.
Seorang ibu rumah tangga Erita menyampaikan minyak goreng kemasan merek Shania dan Fortune, masing-masing dibanderol seharga Rp49 ribu dan Rp50 ribu untuk ukuran dua liter.
"Kaget, tadi pagi beli di swalayan Pinang Lestari, harganya sudah naik jadi Rp25 ribu per liter, padahal beberapa hari sebelumnya masih Rp14 ribu per liter," terang dia.
Seorang penjual gorengan di pinggir jalan Herman juga menilai kenaikan harga minyak goreng tersebut terlalu tinggi, sehingga sangat memberatkan dirinya sebagai pedagang kecil.
Padahal, dalam sehari, ia sedikitnya membutuhkan 8 liter minyak goreng untuk berjualan aneka macam gorengan. Artinya modal yang dibutuhkan sekarang sekitar Rp200 ribu per hari, sedang sebelumnya hanya sekitar Rp100 ribu per hari. "Mau bagaimana lagi, kalau naikkan harga gorengan, takut pelanggan lari," tutur Herman.
Di Jember, Jawa Timur, harga minyak goreng juga melambung. Di daerah tersebut minyak goreng kemasan dibanderol Rp25 ribu per liter setelah pemerintah mencabut HET Rp14 ribu per liter sejak 16 Maret 2022.
"Harga minyak goreng kemasan diserahkan ke mekanisme pasar karena pemerintah tidak lagi mengatur HET komoditas tersebut," tandas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jember Bambang Saputro.
(mrh/bir)https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicWh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vZWtvbm9taS8yMDIyMDMyMTA4Mzc1NS05Mi03NzQwNDAvcGFzb2thbi1taW55YWstZ29yZW5nLWJhbmppci10YXBpLWhhcmdhLW1ha2luLWxpY2lu0gEA?oc=5
2022-03-21 01:44:13Z
1340696321
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasokan Minyak Goreng Banjir, Tapi Harga Makin Licin - CNN Indonesia"
Post a Comment