JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi terus mencari akar permasalahan naiknya harga jual hingga kelangkaan minyak goreng di dalam negeri sejak awal 2022.
Mendag pun turun ke lapangan, keluar masuk pasar tradisional demi mendapatkan jawabannya. Pada 1 Februari lalu sempat mendatangi Pasar TambaK Rejo di Surabaya, Jatim. Di pasar ini, Mendag menemukan harga minyak goreng curah di Surabaya tak masuk akal, justru lebih mahal daripada di Makassar.
Padahal di data Kementerian Perdagangan, pasokan minyak goreng yang telah terealisasi di Jawa Timur per 18 Februari 2022 adalah sebesar 14 juta liter.
Baca juga: Kalau Pengusaha Sawit Enggak Bisa Kasih Pasokan Dalam Negeri, Cabut Izin Ekspornya...
Teranyar, Mendag mengunjungi Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (9/3/2022). Di pasar ini, Mendag menemukan stok minyak goreng ada alias tersedia.
Dalam peninjauannya, Mendag menemukan satu permasalahan yaitu tidak ada satupun kios yang menjual minyak goreng sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah, baik untuk minyak goreng curah ataupun kemasan.
"Minyak goreng, ada barangnya. Baik curah maupun kemasan. Permasalahannya hari ini, tidak ada satupun kios yang kita datangkan hari ini menjual minyak goreng sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah," ujar Mendag di sela-sela kunjungannya, Rabu (9/3/2022).
Baca juga: Ketika Mendag Lutfi Kunjungi Pasar, Tak Satu Pun Pedagang Jual Minyak Goreng Murah...
Dugaan permainan harga
Mendag pun menilai ada permainan harga minyak goreng yang dilakukan oknum. Yakni, barang dari ritel modern dengan harga lebih rendah masuk ke pasar, dijual dengan harga lebih tinggi.
Oleh sebab itu, di ritel modern sulit mendapatkan minyak goreng harga HET.
"Ini yang terjadi diskrepansi antara ritel modern dan tradisional karena ritel tradisional ini harganya jauh lebih tinggi, jadi orang bisa ngantre di pasar modern. Di ritel modern kemudian masuk ke ritel tradisional dan menjual harga jauh lebih tinggi dari yang ditetapkan pemerintah," ungkap Mendag Lutfi.
Baca juga: Mendag Nilai Ada Permainan Harga Dibalik Sulitnya Masyarakat Dapat Minyak Goreng Murah
Mendag curiga ada kebocoran, penimbunan dan penyelundupan ke luar negeri
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Luthfi menduga ada oknum-oknum yang berani mempermainkan minyak goreng, sehingga menyebabkan masyarakat masih kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga murah.
Padahal dia bilang, sebenarnya stok minyak goreng yang dimiliki pemerintah cukup bahkan melimpah yang dihasilkan dari penerapan kebijakan DMO (domestic market obligation) dan DPO (domestic price obligation).
"Ini kita bicara seluruh Indonesia, 390 juta liter ini untuk seluruh Indonesia, per kemarin itu sudah 415 juta liter hanya dalam 20 hari," ujar Mendag saat melakukan kunjungan ke Pasar Kebayoran Lama, Rabu (9/3/2022). Mendag membeberkan ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab mengapa minyak goreng langka di pasaran.
Baca juga: Minyak Goreng Murah Langka, Mendag: Ada yang Ditimbun dan Diselundupkan ke Luar Negeri
Pertama, karena kebocoran untuk industri yang kemudian dijual dengan harga tidak sesuai patokan pemerintah.
Kedua, ada penyelundupan dari sejumlah oknum. "Ini akan saya tindak keduanya menurut hukum," tegas Mendag.
Mendag juga curiga ada oknum yang melakukan penimbunan minyak goreng. Hasil timbunan itu lantas dijual ke luar negeri dengan harga yang berlaku di tingkat global.
"Jadi ada yang menimbun, dijual ke industri atau ada yang menyelundup ke luar negeri, ini melawan hukum," tegas Lutfi.
Baca juga: Mendag Bikin Spanduk di Pasar, Minta Pedagang Jual Minyak Goreng Murah
Solusi Mendag atasi pedagang pasar bandel: spanduk imbauan
Melihat masih ada persoalan harga yang tak sesuai dengan HET di pasar Kebayoran Lama, Mendag berencana akan memberikan spanduk kepada pedagang pasar tersebut yang bertuliskan harga minyak goreng curah dibanderol Rp 11.500/liter atau Rp 12.800/kg.
Diharapkan dengan adanya spanduk tersebut, para pedagang pasar tidak bisa memainkan harganya lagi.
"Saya akan beri pedagang di sini spanduk yang ada keterangan harga HET supaya tidak lagi menjual di atas HET. Jadi masyarakat bisa memperoleh harga murah," beber Mendag.
Baca juga: Mendag: Minyak Goreng Melimpah, Melebihi Kebutuhan
Saran DPR: cabut izin ekspor produsen sawit yang "ngeyel"
Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade mengatakan, persoalan minyak goreng saat ini hanya perlu ketegasan dari pemerintah kepada produsen-produsen kelapa sawit.
"Persoalan minyak goreng ini sebenarnya enggak sulit-sulit amat. Hanya perlu ketegasan dengan pengusaha kelapa sawit. Siapa pun pengusahanya, panggil. Kalau enggak bisa kasih pasokan ke dalam negeri, cabut izin ekspornya," ujar Andre dalam diskusi virtual: Minyak Goreng Makin Raib Makin Gaib, Selasa (8/3/2022).
Andre menyarankan agar pemerintah mau memanggil semua produksi kelapa sawit dan membagi tugas untuk bertanggung jawab mendistribusikan minyak goreng sesuai daerah yang ditunjuk. Dengan begitu diharapkan tiap daerah tidak ada lagi mengeluhkan keterbatasan stok.
"Kalau saya jadi Menteri, saya panggil itu seluruh produsen minyak goreng untuk saya bagi tugas. Produsen A tanggung jawab provinsi Aceh, produsen B tanggung jawab provinsi Sumatera Utara. Jadi mereka yang bertanggung jawab mendistribusikan 20 persen produksi mereka," tegasnya.
Polisi: tidak ada kartel minyak goreng, tapi...
Ketua Satgas Pangan Polri Irjen Pol. Helmy Santika mengatakan kelangkaan minyak goreng di beberapa wilayah disebabkan adanya penyesuaian pola kegiatan para pelaku usaha dengan kebijakan Pemerintah dalam rangka menstabilkan harga komoditi tersebut.
"Sejauh ini belum ditemukan adanya kartel. Bila masyarakat memiliki informasi praktik-praktik kartel, permainan harga, maupun penimbunan, baik yang dilakukan oleh pelaku usaha, distributor maupun oknum tertentu, maka segera informasikan kepada Satgas Pangan Polri untuk segera kami tindaklanjuti," kata Helmy dilansir dari Antara, Selasa (8/3/2022).
Dia menjelaskan Satgas Pangan Polri melakukan pengawasan minyak goreng di seluruh wilayah Indonesia, antara lain di Makassar, Medan, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Lebak, dan Serang.
Dari pengawasan itu, lanjutnya, ditemukan pelaku usaha yang menahan penjualan stok minyak goreng, karena sebelumnya membeli dengan harga lama lebih mahal daripada harga eceran tertinggi (HET) dari Pemerintah.
"Terhadap temuan ini, Polri mendorong untuk segera didistribusikan sesuai mekanisme pasar," tukasnya.
(Penulis Elsa Catriana, Muhammad Idris | Editor Akhdi Martin Pratama, Aprillia Ika)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMihgFodHRwczovL21vbmV5LmtvbXBhcy5jb20vcmVhZC8yMDIyLzAzLzExLzA3MzAwMDIyNi9oYXNpbC1ibHVzdWthbi1tZW5kYWctY2FyaS1taW55YWstZ29yZW5nLW11cmFoLS1jdXJpZ2EtYWRhLXBlcm1haW5hbi1oYXJnYT9wYWdlPWFsbNIBgAFodHRwczovL2FtcC5rb21wYXMuY29tL21vbmV5L3JlYWQvMjAyMi8wMy8xMS8wNzMwMDAyMjYvaGFzaWwtYmx1c3VrYW4tbWVuZGFnLWNhcmktbWlueWFrLWdvcmVuZy1tdXJhaC1jdXJpZ2EtYWRhLXBlcm1haW5hbi1oYXJnYQ?oc=5
2022-03-11 00:30:00Z
1316322135
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hasil "Blusukan" Mendag Cari Minyak Goreng Murah: Curiga Ada Permainan Harga, Barang Ritel Modern Masuk Pasar dengan Harga Mahal - Kompas.com - Kompas.com"
Post a Comment