Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles pada perdagangan Selasa (13/2/2024), atau sehari sebelum puncak Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 Rabu besok.
IHSG ditutup ambruk 1,2% ke posisi 7.209,74. Meski ambles, tetapi IHSG masih cenderung bertahan di level psikologis 7.200 pada hari ini.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 9,9 triliun dengan melibatkan 15 miliaran saham yang diperdagangkan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 214 saham menguat, 308 saham melemah, dan 245 saham stagnan.
Jika dilihat dari historisnya, baru kali ini IHSG terkoreksi parah sehari sebelum Pemilu berlangsung. Setidaknya dalam empat Pemilu sebelumnya, IHSG cenderung ditutup di zona hijau.
Bahkan pada Pemilu 2004 yang digelar dalam dua putaran saja, IHSG tetap ditutup menguat meski ketidakpastian saat itu juga cukup tinggi karena adanya dua putaran. Sebagai informasi, pada Pemilu 2004, dalam dua putaran tersebut digelar pada Senin, sehingga pengukurannya dilakukan pada Jumat pekan sebelumnya.
Jika dilihat-lihat, kinerja IHSG cukup baik di Pemilu 2004 putaran pertama dan Pemilu 2009, di mana saat itu IHSG ditutup melonjak 2% lebih.
Berikut kinerja IHSG sehari menjelang puncak Pemilu.
Hal ini mungkin menjadi pertanyaan di masyarakat, mengingat empat Pemilu sebelumnya, IHSG cenderung positif dan baru pada Pemilu tahun ini IHSG justru ditutup ambruk.
Ada beberapa kemungkinan yang terjadi, mulai dari ketidakpastian yang cukup tinggi di dalam negeri karena adanya isu putaran kedua, di tambah investor juga cenderung wait and see menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Pada hari ini, inflasi AS periode Januari 2024 akan dirilis, di mana pasar global memperkirakan inflasi Negeri Paman Sam hanya melandai tipis ke 2,9% pada bulan lalu. Jika perkiraan ini meleset maka dampaknya bisa besar kepada pasar keuangan dunia.
Sementara jika inflasi sesuai ekspektasi atau bahkan lebih rendah, maka hal ini akan memberikan dorongan untuk bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) agar semakin cepat dalam memangkas suku bunganya sebab target inflasi di level 2% semakin dekat.
Tak hanya karena investor wait and see menanti rilis data inflasi AS, investor juga lebih memilih untuk menahan berinvestasi karena kondisi di dalam negeri yang cenderung belum pasti. Apalagi adanya kemungkinan Pemilu tahun ini diadakan dua putaran.
Pada pekan pemilu ini (12-16 Februari 2024) pelaku pasar berpotensi menimbulkan aksi wait and see. Investor akan memantau hasil Pemilu 2024 yang berlangsung besok.
Tak hanya itu saja, adanya kecenderungan investor yang melakukan aksi profit taking di saham-saham perbankan raksasa juga membebani IHSG, meski koreksinya masih cenderung tidak terlalu besar.
Hal ini wajar dilakukan oleh investor, mengingat pada perdagangan kemarin saja, saham-saham perbankan raksasa penguatannya cukup pesat hingga mencetak rekor tertinggi barunya kembali.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)[Gambas:Video CNBC]
https://news.google.com/rss/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL3Jlc2VhcmNoLzIwMjQwMjEzMTY1ODA4LTEyOC01MTM5MDcvcGVydGFtYS1kYWxhbS1zZWphcmFoLXJpLWloc2cta2ViYWthcmFuLWplbGFuZy1waWxwcmVz0gEA?oc=5
2024-02-13 13:20:15Z
CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL3Jlc2VhcmNoLzIwMjQwMjEzMTY1ODA4LTEyOC01MTM5MDcvcGVydGFtYS1kYWxhbS1zZWphcmFoLXJpLWloc2cta2ViYWthcmFuLWplbGFuZy1waWxwcmVz0gEA
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pertama dalam Sejarah RI, IHSG Kebakaran Jelang Pilpres - CNBC Indonesia"
Post a Comment