Kebijakan yang dilakukan bank sentral dan pemerintah secara global tersebut mirip dengan tahun 2008 saat terjadi krisis finansial global yang membuat harga emas terus bergerak naik hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di tahun 2011.
Berkaca dari pengalaman di tahun 2008 tersebut, peluang emas mencetak rekor tertinggi cukup besar.
Pada perdagangan, Kamis (23/4/2020) harga emas dunia mengakhiri perdagangan di US$ 1.731,33/troy ons, level penutupan perdagangan tertinggi sejak November 2012.
Sementara pada hari ini, Jumat (24/4/2020) emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.727,43/troy ons pada pukul 16:35 WIB.
Adapun harga emas batangan 100 gram produksi PT Aneka Tambang (ANTM) yang menjadi kerap dijadikan acuan harga emas hari ini dibanderol Rp 89,5 juta, atau Rp 895.000/gram, naik Rp 10.000 dibandingkan Kamis kemarin.
Pergerakan harga emas Antam memang cenderung mengikuti harga emas dunia yang diprediksi akan terbang tinggi dalam beberapa bulan hingga beberapa tahun ke depan, sehingga ada kemungkinan emas Antam juga akan terbang tinggi.
Di akhir Maret lalu, analis dari WingCapital Investment memprediksi harga emas US$ 3.000/troy ons. Saat itu, level tersebut terlihat luar biasa tinggi bagi emas. Untuk diketahui, rekor tertinggi harga emas adalah US$ 1.920/troy ons yang dicapai 6 September 2011, nyaris satu dekade yang lalu.
Semenjak saat itu, harga emas terus merosot, mengalami fase konsolidasi, hingga akhirnya mulai melesat naik lagi sejak pertengahan tahun lalu.
Kini, tidak hanya analis dari WingCapital yang memprediksi emas akan terbang tinggi, tetapi bank investasi ternama, Bank of America (BofA) juga memprediksi emas akan ke US$ 3.000/troy ons bahkan dalam waktu 18 bulan ke depan.
Besaran 1 troy ons setara dengan 31,1 gram, sehingga jika harga emas mencapai US$ 3.000/troy ons itu artinya harga per gramnya dalam rupiah sekitar Rp 1,5 juta (kurs: Rp 15.500/US$).
Berdasarkan dad Refinitiv, harga emas pada pukul 13:40 WIB berada di kisaran US$ 1.715/troy ons. Itu artinya jika mencapai level US$ 3.000/troy ons, harga emas akan melesat sekitar 75%.
Terlihat luar biasa, tetapi jangan kaget dulu karena emas diprediksi bisa terbang lebih tinggi lagi. Ole Hansen, kepala ahli strategi komoditas di Saxo Bank, memprediksi dalam jangka panjang emas akan di atas US$ 4.000/troy ons atau sekitar Rp 2 juta/gram (kurs: Rp 15.500/US$).
Hansen mengatakan pelaku pasar belum paham sepenuhnya bagaimana dampak kebijakan bank sentral dan pemerintah di berbagai negara ke pasar finansial.
"Dari perspektif investasi emas, ini bukan mengenai apa yang terjadi hari ini, besok, atau bulan depan, tetapi apa yang akan terjadi 6 sampai 12 bulan ke depan atau lebih dari itu" kata Hansen, sebagaimana dikutip Kitco.
Hansen memprediksi di akhir tahun ini harga emas berada di US$ 1.800/troy ons, kemudian mencetak rekor tertinggi di 2021, dan dalam jangka panjang berada di atas US$ 4.000/troy ons, alias Rp 2 juta/gram.
Tetapi yang patut diingat adalah kurs rupiah terhadap dolar AS, jika kurs rupiah menguat maka harga emas Antam bisa jadi tidak akan sampai Rp 2 juta/gram. Misalnya saat harga emas dunia US$ 4.000/troy ons dan kurs rupiah Rp 13.000/US$, maka harga emas menjadi Rp 1,7 juta.
Selain itu, penentuan harga emas Antam di dalam negeri juga dipengaruhi permintaan dan penawaran, bisa jadi akan lebih tinggi atau lebih rendah dari itu.
Peluang emas
Balik lagi ke peluang emas ke US$ 4.000/US$, jika berkaca pada krisis finansial global, harga emas dunia di akhir 2008 berada di level US$ 878/troy ons hingga ke rekor tertinggi US$ 1.920/troy ons, berarti melesat lebih dari 110%. Pada Desember 2008, bank sentral AS (The Fed) membabat habis suku bunganya menjadi 0-0,25%.
Sementara di tahun ini, The Fed membabat habis suku bunganya menjadi 0-0,25% (level yang sama dengan 2008) pada Maret lalu. Di akhir Maret, harga emas dunia berada di kisaran US$ 1.571/troy ons.
Itu artinya untuk menuju US$ 4.000/troy ons, emas akan melesat sekitar 150%. Jika melihat kondisi saat ini, dan kebijakan moneter dan fiskal yang lebih agresif dari 2008, peluang sampainya emas ke US$ 4.000/troy ons dalam jangka panjang menjadi cukup besar. Tinggal melihat nanti seberapa cepat pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19 berhasil dihentikan.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMDQyNDE2MzIyNS0xNy0xNTQzMTIvZW1hcy1iaXNhLWtlLXJwLTItanV0YS1ncmFtLWJlcmthY2EtZGFyaS0yMDA4LXdha3R1bnlhLWJlbGnSAQA?oc=5
2020-04-24 10:18:49Z
52782148308244
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Emas Bisa ke Rp 2 Juta/gram Berkaca dari 2008, Waktunya Beli? - CNBC Indonesia"
Post a Comment