Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri melempar sindirian kepada Menteri BUMN Erick Thohir yang akan menyuntikkan modal atau Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp106 triliun bagi perusahaan pelat merah untuk 2021 dan 2022.
Menurut Faisal, Erick seharusnya fokus menyelamatkan nyawa masyarakat di tengah pandemi covid-19. Terlebih, Erick menjabat sebagai Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan PEN adalah Menteri BUMN. Bukannya utamakan selamatkan nyawa rakyat tapi sibuk urusi suntik BUMN ratusan triliun dan obat cacing. Bubarkan saja komite itu," ujar Faisal melalui akun Twitter @FaisalBasri, Jumat (9/7).
Sebelum mengunggah cuitan tersebut, Faisal membagikan tautan berita yang menyorot soal pemerintah yang mengeluarkan PMN lebih banyak untuk BUMN dibandingkan dividen yang diterima.
Faisal sebelumnya mengkritik kebijakan pemerintah terkait covid-19. Dalam cuitan terpisah ia menyarankan pemerintah untuk belajar dari penanganan bencana tsunami Aceh pada 2004 lalu untuk menangani pandemi.
Hal yang ia sorot adalah kerapnya pemerintah mengubah kebijakan dan komando yang tidak jelas selama covid-19 merajalela. Sebagai catatan, pemerintah saat ini memberlakukan PPKM darurat setelah sebelumnya menerapkan PPKM Mikro dan PSBB.
"Belajarlah dari sejarah penanganan tsunami Aceh. Komandannya jelas dan purnawaktu, juga para pembantu inti. Penanganan satu pintu. Ada rencana aksi yang jelas, tak gonta-ganti," ujar Faisal.
Erick mengajukan penambahan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp33,9 triliun untuk PMN 2021 dan Rp72,449 triliun untuk 2022. Permintaan itu disampaikan saat ia menghadiri rapat dengan komisi VI DPR pada Kamis (9/7) lalu.
"Dari rapat bulanan kami dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) angka ini belum ketemu. Tapi kurang lebih sudah 90 persen, dan kami tetap memberanikan diri meminta dukungan kepada anggota dewan agar angka ini bisa menjadi support," ujar Erick.
Penambahan PMN tahun ini akan diberikan kepada 3 BUMN untuk menjalankan penugasan dan melakukan restrukturisasi.
Sementara, suntikan PMN terbesar tahun depan diberikan untuk PT Hutama Karya dalam mendukung pembangunan Tol Trans Sumatra.
Sementara, target dividen tahun ini diperkirakan hanya Rp30 triliun hingga Rp35 triliun, naik dari tahun lalu Rp26 triliun.
(sfr/bir)https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieWh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vZWtvbm9taS8yMDIxMDcwOTE0MDU0MS05Mi02NjU0ODQvZmFpc2FsLWJhc3JpLXNpbmRpci1lcmljay10aG9oaXItc29hbC1zdW50aWthbi1kYW5hLWtlLWJ1bW7SAX1odHRwczovL3d3dy5jbm5pbmRvbmVzaWEuY29tL2Vrb25vbWkvMjAyMTA3MDkxNDA1NDEtOTItNjY1NDg0L2ZhaXNhbC1iYXNyaS1zaW5kaXItZXJpY2stdGhvaGlyLXNvYWwtc3VudGlrYW4tZGFuYS1rZS1idW1uL2FtcA?oc=5
2021-07-09 10:16:15Z
52782852527016
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Faisal Basri Sindir Erick Thohir soal Suntikan Dana ke BUMN - CNN Indonesia"
Post a Comment