Search

Newsletter Indonesia Juara Dunia Kasus Corona, Nasib IHSG Gimana? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)berhasil mencatatkan kinerja positif pekan ini. Meski tertatih-tatih, IHSG mampu menguat secara mingguan.

Sepanjang pekan ini, IHSG mencatatkan kenaikan 0,28% secara point-to-point. Memulai pekan di 6.023,01, IHSG finish di 6.039,84.

Seiring dengan bursa pasar modal, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga bergerak menguat sepanjang pekan. Namun penguatan rupiah tipis saja.


Sepanjang minggu, rupiah menguat 0,03% secara point-to-point terhadap dolar AS di perdagangan pasar spot. Mengawali pekan di Rp 14.530/US$, rupiah berakhir di Rp 14.525/US$.

Sepanjang minggu kemarin, jumlah pasien positif bertambah 226.974 orang. Ini adalah rekor penambahan kasus mingguan sejak pasien pertama diumumkan pada 1 Maret 2020.

Sementara itu dari AS, bank sentral The Federal Reserve/The Fed berkomitmen untuk terus melanjutkan kebijakan moneter ultra-longgar. Ini akan berlangsung  sampai terdapat tanda yang jelas bahwa perekonomian Negeri Paman Sam sudah pulih betul dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

Dalam notula rapat (minutes of meeting) The Fed edisi Juni 2021, terungkap bahwa para peserta rapat sepakat bahwa ekonomi Negeri Paman Sam belum pulih betul dari dampak page bluk virus corona.

Jika sudah ada tanda-tanda yang jelas bahwa laju inflasi terakselerasi secara konsisten, maka The Fed akan baru akan bertindak.

"Para peserta rapat merasa bahwa pandemi masih membawa ketidakpastian. Oleh karena itu, dibutuhkan kesabaran untuk mengubah kebijakan. Namun memang sebagian besar peserta rapat menilai sudah ada risiko inflasi yang mengarah ke atas sehingga The Fed perlu bersiap untuk melakukan tindakan jika risiko itu terwujud," tulis notula itu.

"Secara umum, para peserta rapat sepakat bahwa pengurangan pembelian aset (quantitative easing), jika sudah diperlukan, membutuhkan perencanaan yang matang. Salah satunya adalah ketika target-target yang dicanangkan Komite sudah tercapai."

The Fed yang sepertinya kurang hawkish membuat laju penguatan dolar AS tertahan. Tanpa sentimen pengetatan kebijakan (tapering off) berarti suku bunga tetap akan rendah sehingga imbalan berinvestasi di instrumen berbasis dolar AS menjadi kurang menarik.

Halaman 2>>

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicmh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDcxMTIzMzAzOS0xNy0yNTk5NDAvaW5kb25lc2lhLWp1YXJhLWR1bmlhLWthc3VzLWNvcm9uYS1uYXNpYi1paHNnLWdpbWFuYdIBAA?oc=5

2021-07-11 23:10:27Z
52782857767671

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Newsletter Indonesia Juara Dunia Kasus Corona, Nasib IHSG Gimana? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.