Search

Buruh Lagi Mogok, Saham-saham Ini Terbang 30% Lebih - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu kemarin (7/10/20) ditutup di zona hijau 0,10% di level 5.004,32. Indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) ini sukses ditutup di atas level psikologisnya 5.000 setelah seharian berkutat di zona merah.

IHSG juga sempat menyentuh level tertinggi harian di posisi 5.014, dan sempat ambruk ke level terendah harian yakni 4.962.

Data perdagangan BEI mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 411 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 16,8 triliun. Sebanyak 182 saham menguat, 227 saham turun, dan 177 saham stagnan.


Transaksi pada perdagangan kemarin cukup besar karena muncul dua transaksi jumbo di pasar negosiasi yakni PT Bank Permata Tbk (BNLI) senilai Rp 4 triliun dalam rangka tender offer (penawaran tender) wajib untuk membeli saham publik.

Transaksi kedua yakni PT Vale Indonesia Tbk (INCO) senilai Rp 5,5 triliun seiring dengan terjadinya divestasi saham INCO dari pemegang sahamnya ke MIND ID atau PT Inalum, Holding BUMN Pertambangan.

Saham yang paling banyak dilego asing kemarin adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan jual bersih sebesar Rp 380 miliar dan PT Perusahaan Gas negara Tbk (PGAS) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 30 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asingadalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan beli bersih sebesar Rp 67 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net buy sebesar Rp 37 miliar.

Di sisi lain, di tengah sentimen dalam negeri berkaitan dengan aksi mogok massal sekitar 2 juta buruh di Tanah Air menolak disahkannya UU Cipta Kerja (Ciptaker), ada setidaknya 10 saham yang mencatatkan penguatan signifikan.

Bahkan dua di antaranya mencatatkan penguatan di atas 30% sehari. Namun sebagian besar dari lima saham teratas harganya di bawah Rp 100/saham dengan kapitalisasi pasar rendah.

5 Saham Top Gainers 7 Oktober 2020

1. PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST)

Saham GDST meroket 33,80% di level Rp 95/saham, dengan nilai transaksi Rp 16,3 miliar dan volume perdagangan 187,2 juta saham. Kapitalisasi pasar perusahaan mencapai Rp 878 miliar. Dalam 1 bulan terakhir perdagangan, saham perusahaan bidang manufaktur plat baja canai panas ini meroket 48%, dan 6 bulan terakhir melesat 90%.

2. PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK)

Saham emiten produsen keramik ini melesat 30,19% di posisi Rp 69/saham, dengan nilai transaksi Rp 10,42 miliar dan volume perdagangan 153,96 juta saham. Kapitalisasi pasar CAKK mencapai Rp 83 miliar. Selama 1 bulan terakhir saham CAKK melesat 38%, dalam 6 bulan terakhir terbang 38% juga.

3. PT Steadfast Marine Tbk (KPAL)

Saham emiten galangan kapal ini melesat 16,36% di posisi harga Rp 64/saham, dengan nilai transaksi relatif kecil hanya Rp 6,7 miliar dan volume perdagangan 105,6 juta saham. Kapitalisasi pasar KPAL hanya Rp 68 miliar. Sebulan terakhir saham KPAL naik 28% dan 6 bulan terakhir ambles 37%.

4. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP)

Saham emiten lapis baja ini menguat 15,83% di posisi Rp 139/saham, dengan nilai transaksi Rp 30,6 miliar dan volume perdagangan 222,3 juta saham. Kapitalisasi pasar ISSP mencapai Rp 999 miliar. Sebulan terakhir saham ISSP naik 13% dan 6 bulan terakhir melesat 48%.

5. PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk TAMU)

Saham emiten pelayaran ini naik 15,38% di level Rp 60/saham, dengan nilai transaksi juga relatif rendah, Rp 5,9 miliar dan volume perdagangan 97,9 juta saham. Kapitalisasi pasar TAMU mencapai Rp 2,25 triliun. Sebulan terakhir saham TAMU naik 9% dan 6 bulan terakhir melorot 59%.

Sementara itu, masih ada lima saham berikutnya yang juga positif dan menjadi top gainers, yakni PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) naik 7,85% di Rp 220/saham, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) naik 5,70% di Rp 334/saham, dan PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) naik 5,41% di Rp 312/saham.

Dua lagi yakni PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) naik 4,53% di Rp 810/saham dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) naik 3,03% di Rp 1.510/saham.

Penguatan saham IRRA terjadi di tengah sentimen positif rencana perusahaan untuk ekspansi dan mengakuisisi perusahaan jarum suntik sekali pakai, Oneject.

Terkait dengan sentimen demo buruh, Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera, Janson Nasrial berpendapat, meski Omnibus Law sudah disahkan menjadi undang-undang oleh parlemen dan mendapat reaksi penolakan dari berbagai kalangan, UU Cipta Kerja memang menjadi terobosan dalam 20 tahun terakhir dari sisi perundangan-undangan untuk memudahkan investasi masuk ke Indonesia.

"IHSG belum memfaktor diskonkan dampak jangka panjang Omnibus Law, [meski[ ini merupakan achievement luar biasa dalam 20 taun terakhir," katanya dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Rabu (7/10/2020).

Janson mengakui, beberapa pasal dalam Omnibus Law memang cenderung menguntungkan pengusaha.

Namun di sisi lain, saat pandemi seperti ini pengusaha juga menghadapi berbagai risiko turunan (downside risk) seperti kondisi makro ekonomi, daya saing pekerja Indonesia yang masih kalah dengan negara-negara ASEAN lainnya.


[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMib2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMTAwNzE5NDAzOC0xNy0xOTI2NjQvYnVydWgtbGFnaS1tb2dvay1zYWhhbS1zYWhhbS1pbmktdGVyYmFuZy0zMC1sZWJpaNIBAA?oc=5

2020-10-08 00:30:49Z
52782416950662

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Buruh Lagi Mogok, Saham-saham Ini Terbang 30% Lebih - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.