Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana penggabungan (merger) bank syariah BUMN bakal menggerus kepemilikan publik pada PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) menjadi 4,4%. Sebagaimana diketahui, BRIS akan menjadi surviving entity dalam merger dengan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.
Dilusi kepemilikan ini tergolong besar karena mengurangi porsi kepemilikan publik hingga 14%. Mengingat, masyarakat saat ini masih mengempit 18,47% saham BRIS.
"Investor publik BRIS tentu tidak mengharapkan dilusi sebesar itu meski BRIS nantinya wajib melakukan refloating supaya memenuhi ketentuan minimal free float 7,5%," kata Kepala riset Samuel Sekuritas Suria Dharma, Rabu (21/10).
Bagi pemilik saham BRIS yang tidak setuju dengan merger ini, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) selaku perusahaan induk BRIS membuka penawaran untuk membeli saham-saham publik.
Dalam rancangan penggabungan usaha yang diterbitkan BRIsyariah, harga pembelian yang ditawarkan BRI adalah sebesar Rp 781,29 per saham. Harga tersebut berasal dari penilaian valuasi BRIsyariah per Juni 2020 yang senilai Rp 7,59 triliun atau setara Rp 781,29 per saham.
Baca Juga: Saham publik BRISyariah (BRIS) terdilusi akibat merger, ini kata BEI
Sebenarnya harga penawaran beli BRIS oleh BRI yang sebesar Rp 781,29 per saham tidak jauh berbeda dengan book value per share (BVPS) per Juni 2020 yang sebesar Rp 536. Harga pembelian tersebut setara 1,5 kali BVPS, sementara harga aktual BRIS saat ini mencerminkan 2 kali BVPS.
Dengan begitu, meski modal dan aset BRIS bakal naik empat kali lipat setelah merger, harga pembelian tersebut menunjukkan tingkat BVPS yang kurang lebih sama. Padahal, awalnya, pelaku pasar berasumsi akan terjadi kenaikan BVPS setelah merger.
Suria mengatakan kalau pemegang saham publik BRIS sudah membaca skema merger ini, maka bisa ambil kesempatan jual tadi pagi, Rabu (21/10). "Pasalnya, sampai dengan akhir sesi 1, saham BRIS belum turun begitu dalam," kata dia.
Baca Juga: Saham BRISyariah (BRIS) mentok auto rejection bawah setelah mencapai rekor tertinggi
Sementara hingga akhir perdagangan, harga saham BRIS merosot 7% ke level Rp 1.395 per saham alias terkena auto rejection bawah. Entah akan tertekan lagi atau tidak pada esok hari, Kamis (22/10).
Oleh karena itu, investor publik bisa kembali melihat preferensi masing-masing, apakah valuasi saat ini masih terbilang fair atau tidak. Akan tetapi, yang jelas, valuasi BRIS saat ini sudah tergolong tinggi bahkan lebih mahal daripada seluruh bank BUMN induk.
Baca Juga: Ngeri, bank BUMN konvensional dan syariah dipimpin oleh mantan bankir Bank Mandiri
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMidGh0dHBzOi8vaW52ZXN0YXNpLmtvbnRhbi5jby5pZC9uZXdzL3NhbXVlbC1zZWt1cml0YXMtdmFsdWFzaS1zYWhhbS1icmlzLXN1ZGFoLWxlYmloLW1haGFsLWRhcmlwYWRhLXNlbHVydWgtYmFuay1idW1u0gFuaHR0cHM6Ly9hbXAua29udGFuLmNvLmlkL25ld3Mvc2FtdWVsLXNla3VyaXRhcy12YWx1YXNpLXNhaGFtLWJyaXMtc3VkYWgtbGViaWgtbWFoYWwtZGFyaXBhZGEtc2VsdXJ1aC1iYW5rLWJ1bW4?oc=5
2020-10-21 15:11:50Z
52782438559572
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Samuel Sekuritas: Valuasi saham BRIS sudah lebih mahal daripada seluruh bank BUMN - Investasi Kontan"
Post a Comment