Search

Sri Mulyani Belum Hitung Anggaran Pembentukan Provinsi Baru di Papua

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memastikan satu dari dua provinsi baru di Papua akan dinamai Papua Selatan. Seperti diketahui saat ini di Papua hanya ada Papua dan Papua Barat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati belum menghitung berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan provinsi baru, Papua Selatan. Kemenkeu masih menunggu kepastian hukum terkait rencana tersebut.

"Kan kalau ada pemikiran atau arah keputusan politik, dalam rangka pembentukan daerah provinsi baru, tentu ada langkah-langkah dari sisi legal, peraturan untuk mendukungnya dan nanti implikasi anggarannya," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (29/10).

Dia mengatakan, penganggaran provinsi baru itu tidak akan menggunakan anggaran 2019 sebab tahun ini akan segera berakhir dalam 2 bulan ke depan. Anggaran akan didesain kemudian di tahun-tahun mendatang.

"Saya tidak tahu, anggaran kan di 2019 tinggal 2 bulan lagi. Dari sisi seberapa politik itu diterjemahkan dalam hukum dan kemudian membentuk pemerintahan baru dan konsekuensinya," jelas Sri Mulyani.

Meski demikian Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, pembangunan kelengkapan provinsi baru akan dilakukan secara bertahap. "Kan semuanya tidak harus baru, karena dari sisi gedung pemerintah dan lain-lain menggunakan yang ada dulu. Bertahap bisa dipenuhi."

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

2 dari 3 halaman

Profil Sri Mulyani, Cetak Hattrick Jadi Menteri Keuangan

Sri Mulyani terpilih lagi menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) di Kabinet Indonesia Maju.  Dengan hal ini, maka Sri Mulyani berhasil mencetak hattrick.

Sri Mulyani pertama kali ditunjuk untuk menjadi menteri keuangan pada tahun 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Salah satu kebijakan pertamanya sebagai menteri keuangan ialah memecat petugas korup di lingkungan depertemen keuangan.

Dia berhasil meminimalisir korupsi dan memprakarsai reformasi dalam sistem pajak dan keuangan Indonesia, dan mendapat reputasi sebagai menteri yang berintegritas.

Selepas itu, Sri Mulyani menghabiskan waktunya menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini diembannya mulai 1 Juni 2010 hingga dia dipanggil kembali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kedua, Sri Mulyani ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Menteri Keuangan pada Juli 2016 menggantikan Bambang Brodjonegoro.

Perjalanan Sri Mulyani hingga 2019 ini terbilang mulus. Berbagai kebijakan dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indoensia di atas 5 persen banyak diapresiasi.

Belum setahun menjabat, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia 2017 oleh majalah Finance Asia yang berkedudukan di Hong Kong.

Pemberian penghargaan tersebut dinilai karena keberhasilannya mengurangi target defisit fiskal dari yang dikhawatirkan menembus angka 3 persen menjadi 2,5 persen dari PDB.

Dengan berbagai prestasinya ini, Jokowi kembali meminta Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan di Kabinet Indonesia Maju yang akan bekerja hingga 2024.

Tiba di Istana sekitar pukul 09.07 WIB mengenakan kemeja putih pada Selasa (22/10). Mantan Menteri Keuangan itu baru keluar dari istana sekitar pukul 10.25 WIB.

Ia menyatakan, diminta untuk kembali menjadi Menteri Keuangan. "Beliau menugaskan saya untuk tetap menjadi menteri keuangan," kata Sri di Istana, Selasa (22/10/2019).

Sri Muyani menyebut telah diizinkan Presiden Jokowi untuk menyampaikan posisinya pada media. "Diizinkan untuk sampaikan ke media," ucapnya.

Sebelumnya, Sri Mulyani mengaku ditelepon pihak Istana pada Senin, 21 Oktober 2019. "Dihubungi kemarin," ujar dia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merupakan perempuan kelahiran Tanjung Karang, Lampung, pada 26 Agustus 1962.

Dia pernah masuk dalam daftar 100 wanita berpengaruh di dunia versi majalah Forbes tahun 2016.  Sri Mulyani menjadi satu-satunya wanita asal Indonesia dalam daftar.

Dalam daftar yang dirilis Forbes, Kamis, 9 Juli 2016, dia berada di peringkat ke-37 di daftar wanita paling berpengaruh di dunia.

Satu peringkat di atas Dirjen WHO Margaret Chan di posisi 38, dan di bawah Perdana Menteri Bangladesh Shikh Hasina Wajed. 

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4098113/sri-mulyani-belum-hitung-anggaran-pembentukan-provinsi-baru-di-papua

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sri Mulyani Belum Hitung Anggaran Pembentukan Provinsi Baru di Papua"

Post a Comment

Powered by Blogger.