Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I perdagangan Kamis (16/10/20) ditutup di zona merah, turun 0,59% di level 5.145,63 setelah 8 hari menguat tanpa jeda.
Aksi ambil untung tampaknya sedang melanda bursa saham domestik. Sentimen hari ini berkaitan dengan data rilis neraca dagang Indonesia yang sempat diprediksi akan kembali surplus.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 52 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi hari ini sangat jumbo menyentuh Rp 6 triliun.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akhirnya merilis data ekspor dan impor pada September 2020.
Nilai ekspor tercatat US$ 14,01 miliar. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 0,51% dibandingkan September 2019.
Sementara nilai impor pada September 2020 tercatat US$ 11,57 miliar atau turun 18,88%. Dengan perhitungan ekspor yang masih tinggi maka neraca dagang September terjadi surplus US$ 2,44 miliar
Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi atau tumbuh negatif nyaris 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Sementara impor diperkirakan ambles 25,15% YoY. Ini membuat neraca perdagangan surplus US$ 2,06 miliar.
Foto: IHSG Teknikal Sesi II, 15 Oktober 2020/Tri Putra
IHSG Teknikal Sesi II, 15 Oktober 2020/Tri Putra |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG beradadiareabatas atas maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.189. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.123.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di angka 68,yang meskipun belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli akan tetapi gerak indikator RSI terkonsolidasi turun setelah menyentuh zona jenuh beli sehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.
Selain itu muncul pola candlestick reversal yaitu pola hanging man yang biasanya muncul di puncak kenaikan dan menandakan gerak harga akan berbalik arah turun.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang menunjukkan adanya jenuh beli dan munculnya pola hanging man.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(trp/trp)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieWh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMTAxNTEyMDUwMC0xNy0xOTQ1NDYvaW52ZXN0b3ItaGF0aS1oYXRpLXBlc3RhLTgtaGFyaS1zZWxlc2FpLWloc2ctbWF1LW1lcmFoLWR1bHXSAQA?oc=5
2020-10-15 06:03:23Z
52782427790782
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Investor Hati-hati! Pesta 8 Hari Selesai, IHSG Mau Merah Dulu - CNBC Indonesia"
Post a Comment