Search

IHSG Ditutup Melesat, Karena Trump Bakal Kalah? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa sore ini (3/11/20) ditutup di zona hijau, naik 0,87% di level 5.159,45 setelah rilis data PMI Manufaktur di berbagai negara menunjukkan pemulihan jelang pemilu presiden Amerika Serikat (AS) dalam kurang dari 24 jam.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp300miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp7,5 triliun.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk(BBNI) dengan jual bersih sebesar Rp132miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp197miliar.


Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Astra Internasional Tbk(ASII) dengan beli bersih sebesar Rp150miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan net buy sebesar Rp 138miliar.

Bursa saham AS (Wall Street) menguat tajam pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi waktu Indonesia), setelah data menunjukkan sektor manufaktur negeri Paman Sam naik ke level tertinggi dalam 2 tahun terakhir.

Indeks Dow Jones menguat 1,6% ke 26,925,05, S&P 500 1,23% ke 3,310,24, dan Nasdaq 0,42% ke 10.957,61.Sementara indeks kontrak berjangka Dow Futures juga menguat 1,08% menyambut kontestasi pilpres AS, Selasa 3 November waktu AS, atau malam ini waktu Indonesia.

Institute for Supply Management (ISM) melaporkan PMI manufaktur di bulan Oktober melesat menjadi 59,3 dari 55,4 di bulan sebelumnya. PMI di bulan Oktober tersebut merupakan yang tertinggi sejak September 2018.

Rilis tersebut menunjukkan jika momentum pemulihan ekonomi di AS masih terakselerasi di kuartal IV-2020.

Pada Kamis pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) tumbuh 33,1% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized).

PDB di kuartal III-2020 tersebut lebih tinggi dari prediksi Reuters sebesar 31,9% maupun Dow Jones sebesar 32%, dan membalikkan kontraksi (tumbuh negatif) 31,4% di kuartal II-2020 lalu.

Markit melaporkan PMI manufaktur zona euro naik menjadi 54,8, di bulan Oktober, dari bulan sebelumnya 53,7. PMI di bulan Oktober tersebut merupakan yang tertinggi sejak Juli 2018 lalu.

Jerman, motor penggerak ekonomi Eropa mencatat kenaikan PMI manufaktur menjadi 58,2 dari sebelumnya 56,4.

Sementara Inggris, PMI manufakturnya mengalami penurunan menjadi 53,7 dari sebelumnya 54,1, tetapi masih menunjukkan ekspansi.

Data PMI global tersebut menunjukkan pemulihan momentum pemulihan ekonomi masih berlanjut di kuartal IV-2020. Tetapi ada sedikit yang mengganjal, yakni kebijakanlockdownyang baru diterapkan di negara-negara Eropa, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah sektor manufaktur masih akan mempertahankan ekspansi di bulan ini.

Pilpres AS akan menjadi fokus utama di pekan ini, mengingat dampak besar yang akan ditimbulkan, baik dari segi ekonomi hingga politik dunia.

Oleh sebab itu, ada kecenderungan pelaku pasar akan wait and see sebelum mengalirkan investasinya dalam jumlah besar, termasuk juga di negara emerging market, seperti Indonesia.

Pilpres kali ini mempertemukan petahana dari Partai Republik Donald Trump dengan lawannya dari Partai Demokrat Joseph 'Joe' Biden.

Seandainya Trump kembali memenangi pemilu kali ini, tentunya tidak akan ada perubahan signifikan dari kebijakan yang diterapkan saat ini. Perang dagang dengan China misalnya, masih akan tetap berkobar. Kemudian, dari segi perpajakan tentunya tidak akan berubah, setelah dipangkas pada periode pemerintahannya saat ini.

Sementara jika lawannya, Joe Biden, yang memenangi pilpres, bisa dipastikan akan ada perubahan kebijakan. Perang dagang dengan China kemungkinan tidak akan berkobar, sementara pajak kemungkinan akan dinaikkan.

Seperti diketahui, dalam beberapa hari terakhir, keunggulan Biden semakin melebar terutama di tiga negara bagian penting (Rust Belt) yang dimenangkan Trump 4 tahun lalu, menurut jajak pendapat Reuters / Ipsos yang dirilis Minggu (1/11/2020).

Biden memimpin Trump dengan 10 persentase poin di Wisconsin dan Michigan, dan unggul 7 poin di Pennsylvania.

Biden juga memimpin atas Trump di ketiga negara bagian di setiap jajak pendapat mingguan Reuters / Ipsos yang dimulai pada pertengahan September, dan keunggulannya telah berdetak lebih tinggi di setiap negara bagian selama 2 minggu terakhir.

Saat ini, Reuters/Ipsos sedang melakukan jajak pendapat calon pemilih di enam negara bagian - Wisconsin, Pennsylvania, Michigan, North Carolina, Florida dan Arizona - yang akan memainkan peran penting dalam memutuskan apakah Trump memenangkan masa jabatan kedua atau digantikan Biden.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMia2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMTEwMzE1MzU0Ny0xNy0xOTg5ODIvaWhzZy1kaXR1dHVwLW1lbGVzYXQta2FyZW5hLXRydW1wLWJha2FsLWthbGFo0gEA?oc=5

2020-11-03 08:42:28Z
52782459113788

Bagikan Berita Ini

0 Response to "IHSG Ditutup Melesat, Karena Trump Bakal Kalah? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.