KOM/PAS.com - Perkembangan vaksin Covid-19 menjadi sesuatu yang sangat dinantikan, untuk membantu menghentikan pandemi Covid-19 yang masih terus menyebar penularannya.
Salah satu kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan perusahaan bioteknologi AstraZeneca telah memasuki uji klinis fase 3.
Menurut tim pengembangan vaksin, hasil analisis sementara uji klinis fase 3 vaksin Oxford ini dikabarkan menunjukkan keefektifan rata-rata 70,4 persen, seperti dilansir dari cnet.com (23/11/2020).
Baca juga: Vaksin Covid-19 Pfizer, Sputnik V, Moderna, dan Oxford AstraZeneca, Apa Bedanya?
Analisis tersebut mengamati 131 kasus Covid-19 dengan dua masa dosis yang berbeda diujicobakan.
Pertama, setengah dosis diikuti dengan dosis penuh sebulan kemudian. Sementara yang kedua, dua dosis penuh yang diberikan dengan jarak satu bulan.
Ternyata, analisis juga menunjukkan, bahwa masa pemberian vaksinasi Oxford yang pertama atau pada dosis rendah disebut sangat efektif untuk mencegah infeksi.
"Kami telah menemukan bahwa salah satu regimen dosis kami mungkin sekitar 90 persen efektif dan jika regimen takaran ini digunakan, lebih banyak orang dapat divaksinasi dengan pasokan vaksin yang direncanakan," kata Andrew Pollard, selaku Direktur Oxford Vaccine Group dalam siaran pers.
Disebutkan pula, kelebihan lainnya vaksin Oxford ini jika dibandingkan dengan vaksin lain seperti Pfizer dan Moderna yaitu perihal kemampuan penyimpanan vaksin ini.
Vaksin Oxford dapat disimpan di lemari es biasa, berbeda dengan vaksin lain yang harus disimpan di freezer ultra-dingin. Ini memungkinkan vaksin Oxford lebih mudah diangkut ke seluruh dunia.
Baca juga: Amerika Serikat Siap Gunakan Vaksin Covid-19 Desember, Targetkan Herd Immunity Tercapai Mei
Mendapat kabar terkait uji klinik fase 3 awal vaksin Oxford yang menunjukkan efektivitas mencapai 70 persen pada dosis rendah ini, epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman angkat bicara.
Menurut Dicky, hasil awal ujii vaksin Oxford yang sudah 70 persen efektif ini menunjukkan, bahwa masih ada harapan keefektifan dapat meningkat hingga hasil uji akhir nanti.
Dicky menjelaskan, sejauh ini berarti yang hasil final uji klinik fase 3 sudah keluar adalah vaksin Pfizer (95 persen efektivitasnya) dan vaksin Moderna (90 persen efektivitas).
Sementara, hasil terbaru ialah vaksin dari Oxford AstraZeneca yang catatan hasil uji awal fase 3- efektivitasnya mencapai 70 persen, dan dapat menghentikan penyebaran asimptomatik (infeksi Covid-19 tanpa gejala).
Baca juga: WHO: Vaksin Covid-19 yang Berhasil Harus Didistribusikan dengan Adil
Untuk di Indonesia, di antara ketiga vaksin tersebut, kata dia, jika nantinya di uji klinik fase 3 akhir efektivitasnya terus meningkat, maka vaksin Oxford bisa jadi pilihan yang cocok untuk di pakai di Indonesia.
"Nah dari ketiga ini memang yang (vaksin) Oxford) inilah yang lebih realistis dan juga memungkinkan untuk kita jadikan salah satu program unggulan vaksinasi Covid-19 di tahun depan," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (23/11/2020).
"Yang jelas bukan tahun ini, tapi tahun depan, mungkin pertengahan," imbuhnya.
Selama ini, selain persiapan bahan baku, data terkait mutu, efikasi, dan keamanan hingga hasil uji klinik fase 3 akhir, permasalah besar terkait vaksin Covid-19 ini adalah pendistribusiannya di Indonesia.
Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara dengan puluhan ribu pulau, dan akses dari satu daerah ke daerah lainnya tidak semua mudah akses, entah karena fasilitas jalan hingga jarak tempuhnya.
Baca juga: BPOM Targetkan Januari Beri Izin Vaksin Covid-19 Sinovac, Ini Kata Epidemiolog
Sehingga, Dicky berkata, Vaksin Oxford menjadi yang sesuai untuk negara Indonesia, dikarenakan distribusi nanti akan cukup mudah diterapkan di Indonesia.
AstraZeneca dan Oxford telah setuju untuk mendistribusikan vaksin secara nirlaba di seluruh dunia.
Mereka mengatakan tidak berniat mengubah kebijakan itu di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Itu artinya, vaksin Oxford ini akan diperjualkan dengan biaya yang murah.
"Karena selain murah, penyimpanan distribusinya mudah (dalam suhu lemari es), karena tidak berbeda dengan jenis-jenis vaksin lainnya (sebelum Covid-19) yang selama ini sudah kita distribusikan dan sudah diberikan pada masyarakat," jelasnya.
Baca juga: Hasil Awal Uji Coba Vaksin Oxford Astrazeneca, Aman dan Efektif untuk Lansia
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMihQFodHRwczovL3d3dy5rb21wYXMuY29tL3NhaW5zL3JlYWQvMjAyMC8xMS8yNC8xODMwMDA0MjMvdmFrc2luLW94Zm9yZC03MC1wZXJzZW4tZWZla3RpZi1kYW4tbXVkYWgtZGlzaW1wYW4tZXBpZGVtaW9sb2ctLWNvY29rP3BhZ2U9YWxs0gF8aHR0cHM6Ly9hbXAua29tcGFzLmNvbS9zYWlucy9yZWFkLzIwMjAvMTEvMjQvMTgzMDAwNDIzL3Zha3Npbi1veGZvcmQtNzAtcGVyc2VuLWVmZWt0aWYtZGFuLW11ZGFoLWRpc2ltcGFuLWVwaWRlbWlvbG9nLS1jb2Nvaw?oc=5
2020-11-24 11:30:00Z
52782492988338
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Vaksin Oxford 70 Persen Efektif dan Mudah Disimpan, Epidemiolog: Cocok untuk Indonesia - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment