Search

Bawa Kabur Rp 2,69 T, Investor Asing Takut Ledakan Covid RI - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia masih menjadi perhatian investor asing di pasar modal. Adanya penambahan kasus di atas 6.000 per hari pada hari Minggu kemarin membuat bursa saham ikut tertekan.

Mengacu data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Senin 30/11/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 2,96% ke level 5.612,41. Investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 2,69 triliun, meskipun nilai transaksi harian mencapai Rp 32,83 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,69 juta kali.

Di Asia, pelemahan IHSG menjadi yang terdalam, diikuti dengan pelemahan indeks Hang Seng, Hong Kong sebesar 2,06%, Straits Times, Singapura melemah 2,02%, indeks Nikkei, Jepang terkoreksi 0,79% dan Shanghai Composite melemah 0,49%.

"Memang Covid-19 menjadi perhatian yang cukup intensif investor asing. Ada kekhawatiran tentang merebaknya kasus Covid di Indonesia, secara langsung akan pengaruh bagi kegiatan perekonomian dan makroekonomi," kata Ekonom Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro, saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (30/11/2020).

Penambahan kasus positif harian sampai dengan 29 November 2020, rata-rata kasus aktif meningkat menjadi 13,41%. Tak hanya itu, kemarin kasus positif harian juga menyentuh level tertinggi, yakni 6.267 kasus. Ini yang juga disoroti Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai penanganan Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan adanya perbaikan, justru malah memburuk.

"IHSG merupakan refleksI aktivitas ekonomi, dari outlook pertumbuhan, kalau market turun, ekspektasi pertumbuhan ke depan akan turun," ujarnya.

Satria juga menilai, di tengah penambahan kasus harian Covid-19 yang meningkat, sempat ada kekhawatiran dari pelaku pasar mengenai kemungkinan kebijakan karantina wilayah yang kedua bakal diterapkan jika kasus Covid-19 masih belum terkendali.

Di sisi lain, pasar juga masih belum melihat adanya kepastian mengenai vaksin, sehingga volatilitas di pasar saham masih akan terjadi.

Namun, kebijakan karantina wilayah ini, imbuh Satria, juga harus melihatnya dari sisi cost and benefit. Menurut perhitungannya, kembali melakukan karantina wilayah akan lebih besar biaya ketimbang manfaatnya karena dampaknya akan sangat memberatkan bagi perekonomian.

"Kalau memang lockdown, harus dilaksanakan dengan hati-hati, apalagi belum tentu masyarakat atau kegiatan yang sudah terlanjur berjalan, mau kembali lockdown yang kedua kali," katanya.



[Gambas:Video CNBC]

(wed/wed)

Let's block ads! (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMTEzMDE2Mzg1Ni0xNy0yMDU3NjUvYmF3YS1rYWJ1ci1ycC0yNjktdC1pbnZlc3Rvci1hc2luZy10YWt1dC1sZWRha2FuLWNvdmlkLXJp0gEA?oc=5

2020-11-30 10:17:56Z
52782501672638

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bawa Kabur Rp 2,69 T, Investor Asing Takut Ledakan Covid RI - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.