Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Jumat pekan lalu (20/11/2020) di level 5.571,66 atau minus 0,40% di tengah mulai adanya aksi jual bersih investor.
Data perdagangan mencatat, meski pada Jumat terjadi koreksi, tapi secara pekanan, IHSG justru mampu menguat 2,03% dan sebulan terakhir naik 9.25%. Bahkan dalam 6 bulan terakhir, indeks acuan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) ini naik hingga 21%.
Meski turun dalam sehari itu, bursa saham Indonesia memang mengalami salah satu pekan terbaik tahun ini, di tengah keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan ke level terendahnya, 3,75%.
Adapun terkait dengan aksi beli asing, pada perdagangan Jumat, terjadi net sell (jual bersih) Rp 558,78 miliar di pasar reguler. Ditambah dengan pasar nego dan tunai, total dalam sehari itu terjadi net sell Rp 433,69 miliar karena tranaksi nego dan tuai mencapai Rp 115,09 miliar.
Meski sehari terjadi net sell, dalam sepekan asing masih tercatat beli bersih alias net buy yakni Rp 435,09 miliar di pasar reguler, dan Rp 624,59 miliar di pasar nego dan tunai. Dengan demikian net buy sepekan mencapai rp 1,06 triliun.
Berikut 10 Besar Saham yang Diborong Asing (16-20 Nov)
1. Bank Central Asia (BBCA), net buy Rp 1,3 triliun, saham +3,29% Rp 33.000
2. Telkom (TLKM), Rp 723,2 miliar, saham +7,69% Rp 3.220
3. Merdeka Copper Gold (MDKA), Rp 265,7 miliar, saham +2,75% Rp 1.865
4. Sarana Menara (TOWR), Rp 99,4 miliar, saham +3,52% Rp 1.030
5. Vale Indonesia (INCO), Rp 79 miliar, saham +4,11% Rp 4.560
6. Indofood CBP Sukses (ICBP), Rp 74,3 miliar, saham + 10.100
7. Matahari Departement (LPPF), Rp 33,2 miliar, saham +16% Rp 1.050
8. Semen Indonesia (SMGR), Rp 7,3 miliar, saham + 1,34% Rp 11.350
9. Steel Pipe Industry (ISSP), Rp 5,3 miliar, saham +17,56% Rp 154
10. Sarimelati Kencaana (PZZA), Rp 3,8 miliar, saham +15,38% Rp 750
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai, secara mingguan, IHSG masih terhitung melesat 2% menyambut pengumuman BI 7-Day Reverse Repo Rate oleh Bank Indonesia (BI) yang ditetapkan pada level 3,75% dan menjadi level terendah sepanjang sejarahnya.
Demikian pula dengan asing yang secara umum terhitung masih betah menggenggam saham nasional, terlihat dari posisi dana sepekan yang masih mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 435,1 miliar. Nilai transaksi sepekan secara total mencapai Rp 61,2 triliun.
"Optimisme tersebut tidak terlepas dari keputusan BI yang memangkas suku bunga acuan, guna menggenjot pemulihan ekonomi yang saat ini masih tertekan sebagai imbas dari pandemi. Penurunan suku bunga akan diikuti penurunan bunga kredit bank yang meringankan debitur bank," kata Hans, dalam pernyataannya.
"Dalam jangka panjang, suku bunga rendah juga membantu mempercepat bergulirnya perekonomian yang pada gilirannya membuat kelas aset investasi di Indonesia seperti saham dan obligasi kembali meningkat dan memikat secara fundamental.
"Namun, pemodal memanfaatkan momentum rilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk merealisasikan keuntungan yang telah dituai sejak awal pekan," katanya.
Dia mengatakan sebetulnya pasar saham mengalami kenaikan akibat optimisme vaksin covid 19, terlihat aliran dana masuk ke pasar saham.
Sektor yang naik terutama bank, tours dan travel dan komoditas. Selain itu terlihat investor mulai beralih ke saham Asia Tenggara sebagai rotasi global dari sektor bernilai tinggi (value) ke sektor yang bertumbuh (growth).
UBS Global Wealth Management menyarankan investor yang mencari imbal hasil tinggi harus beralih ke surat utang Asia dan emerging market di tahun depan. Nampaknya kenaikan pasar keuangan di Asia Tenggara termasuk Indonesia di tahun depan masih akan terjadi terutama bila vaksin efektif dan berhasil didistribusikan.
"Meningkatnya kasus covid 19 di beberapa Negara dunia disertai mulai turunnya optimisme vaksin covid 19 membuat pasar saham kami perkirakan akan konsolidasi melemah. Ditambah masalah stimulus dan pasar keuangan yang naik banyak beberapa pekan terakhir sehingga membuka koreksi sehat IHSG. Support IHSG di level 5,541 sampai 5,462 dan resistance di level 5,628 sampai 5.657.
[Gambas:Video CNBC]
(tas/tas)
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIwMTEyMjIzMTQxOC0xNy0yMDM3NzUvYXNpbmctYmVsYW5qYS1ycC0xLXQtZGVyZXRhbi0xMC1zYWhhbS1pbmktZGlib3JvbmfSAQA?oc=5
2020-11-22 23:47:27Z
52782489662161
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Asing Belanja Rp 1 T, Deretan 10 Saham Ini Diborong - CNBC Indonesia"
Post a Comment