Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui Mei 2021 dengan koreksi. Apakah pepatah sell on May and go away terbukti di pasar saham Tanah Air?
Sepanjang Mei 2021, IHSG melemah 0,8% secara point-to-point. Mengawali bulan di 5.995,62, IHSG berakhir di 5.947,46.
Perdagangan bulan lalu relatif singkat yaitu 18 hari. Ini karena ada cukup banyak libur mulai dari Idul Fitri hingga Waisak.
Pada April 2021, IHSG mampu menguat tipis 0,17% secara point-to-point. Kala itu, ada 22 hari perdagangan sehingga IHSG punya lebih banyak waktu untuk menguat.
Di bursa saham Amerika Serikat (AS), ada idiom sell on May and go away. Biasanya tekanan jual sangat tinggi pada Mei setiap tahunnya sehingga memunculkan frasa itu.
Bagaimana dengan di Indonesia? Apakah koreksi IHSG pada Mei tahun ini membuktikan hal itu juga terjadi di sini?
Well, ternyata tidak juga. Pada Mei 2020, IHSG mampu membukukan kenaikan 0,79% secara point-to-point. Pada Mei 2019 terjadi koreksi dalam yaitu 3,81%, Mei 2018 juga minus tetapi tipis saja di 0,18%, tetapi Mei 2017 ada kenaikan 1,1%.
Kemudian pada Mei 2016, IHSG mencatatkan koreksi 0,24%. Akan tetapi, Mei setahun sebelumnya ada peningkatan signifikan yakni 2,55%. IHSG juga menghijau pada Mei 2014 dengan kenaikan 1,11%.
https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMia2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDYwMTA4MDIxNC0xNy0yNDk3MjAvaWhzZy1tZWxvcm90LTA4LXRhbmRhLXNlbGwtb24tbWF5LWFuZC1nby1hd2F50gEA?oc=5
2021-06-01 01:50:00Z
52782788629367
Bagikan Berita Ini
0 Response to "IHSG Melorot 0,8%, Tanda Sell on May and Go Away? - CNBC Indonesia"
Post a Comment