Search

Tiga Gagak Hitam Jadi Hantu Sesi 2, Bahaya Longsor IHSG - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama Jumat (28/5/2021) di jalur hijau, meski belum mampu menyentuh level psikologis 5.900.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 5.843,611 atau menguat hanya 1,78 poin (+0,03%). Penguatan terus melambat jika dibandingkan dengan posisi pembukaan pagi yang sempat menguat 0,57% ke 5.875,27.

Penguatan bursa nasional ini mengekor reli bursa Amerika Serikat (AS) yang juga bergerak di jalur hijau meski terbatas. Indeks Dow Jones menguat hanya 0,4% ke 34.464.64 sedangkan indeks S&P 500 bertambah 0,12% menjadi 4.200,88.


Data klaim pengangguran AS memberi kejutan dengan hanya 406.000 klaim tunjangan pengangguran baru per pekan lalu, atau lebih baik dari survey Dow Jones yang mengestimasikan angka 425.000. Ini merupakan angka terendah di era pandemi. Sementara itu, Kementerian Perdagangan memprediksi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 6,4% di kuartal II-2021.

Namun, pasar masih menyimpan kekhawatiran terkait dengan kasus Covid-19 di dalam negeri mengingat ada 5.034 kasus baru per Rabu (26/5/2021), naik dibandingkan dengan pertengahan Mei yang sempat turun ke level 3000-an kasus per hari. Total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 1,79 juta di tengah ketakutan akan ledakan penularan pasca libur Lebaran.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terdepresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.907. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.803.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 51 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual akan RSI terkonsolidasi turun yang menunjukkan indeks berpotensi lanjut melemah.

Selain itu muncul pola candlestick yang membentuk tiga gagak hitam aliasthree black crowyang ditunjukkan dengan tigacandlestickmerah beruntun yang menunjukkan potensi IHSG untuk lanjut terkoreksi sangat terbuka.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan kembali melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi turun dan munculnya pola three black crows.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(trp/trp)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMidGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDUyODEyMDYyNC0xNy0yNDg5OTkvdGlnYS1nYWdhay1oaXRhbS1qYWRpLWhhbnR1LXNlc2ktMi1iYWhheWEtbG9uZ3Nvci1paHNn0gEA?oc=5

2021-05-28 05:37:34Z
52782783630471

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tiga Gagak Hitam Jadi Hantu Sesi 2, Bahaya Longsor IHSG - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.