Search

Newsletter Beri Sinyal Ngamuk! Pasar Tunggu Komando 'Naga-naga Thamrin' - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan dalam negeri kembali berakhir kurang happy pada perdagangan kemarin, Senin (24/5/21). Setelah sempat bergerak di zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir kurang menggembirakan. Indeks bursa saham acuan nasional tersebut ditutup melemah 0,16% ke level 5.763,63.

Nilai transaksi hari ini turun tipis menjadi Rp 9 triliun. Namun, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 389 miliar.


Mirip dengan IHSG, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs pun berakhir dengan harapan palsu. Rupiah harus puas finis dengan stagnasi.

Saat 'lapak' dibuka, rupiah mampu menguat 0,17% ke Rp 14.325/US$. Namun keperkasaan rupiah hanya bertahan saat pembukaan. Seiring perjalanan pasar, penguatan rupiah terus terpangkas.

Hal ini terjadi hingga penutupan pasar spot, dimana kala itu rupiah berakhir stagnan. Di harga penutupan US$ 1 setara dengan Rp 14.350, sama persis dengan penutupan akhir pekan lalu.

Investor sepertinya dibuat galau oleh perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Asia. Lonjakan kasus positif membuat sejumlah negara seperti Malaysia, Singapura, hingga Taiwan memperketat pembatasan sosial (social restrictions).

"Covid-19 mungkin akan menjadi risiko paling dominan bagi mata uang Asia untuk saat ini. Tanpa vaksinasi yang memadai, risiko gelombang serangan baru akan selalu ada bahkan ketika aktivitas dan mobilitas masyarakat sudah dibatasi," sebut catatan DBS, seperti dikutip dari Reuters.

Dari dalam negeri, sentimen negatif bagi mata uang Ibu Pertiwi datang dari rilis Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Setelah dua kuartal beruntun membukukan surplus, transaksi berjalan (current account) Indonesia kembali defisit.

Pada kuartal I-2021, neraca barang memang masih surplus US$ 7,91 miliar. Namun sudah tidak bisa menutup defisit di neraca jasa (-US$ 3,42 miliar) dan pendapatan primer (6,92 miliar). Jadilah transaksi berjalan kembali ke zona defisit yaitu minus US$ 996,83 juta atau 0,36% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sementara itu harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Senin (24/5/2021), seiring dari masih menurunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS pada pembukaan perdagangan Senin waktu AS.

Yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 yang merupakan acuan obligasi negara turun sebesar 6,7 bp ke posisi 6,452%.

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMid2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDUyNTA1NTIyOS0xNy0yNDgwNzkvYmVyaS1zaW55YWwtbmdhbXVrLXBhc2FyLXR1bmdndS1rb21hbmRvLW5hZ2EtbmFnYS10aGFtcmlu0gEA?oc=5

2021-05-24 23:05:42Z
52782780459248

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Newsletter Beri Sinyal Ngamuk! Pasar Tunggu Komando 'Naga-naga Thamrin' - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.