Search

Tabah yah! Harga Bitcoin cs Ambruk, Apa Ini Salah Xi Jinping? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Bagi anda investor aset-aset kripto (cryptocurrency) seperti Bitcoin, Ripple, Dogecoin, Ethereum dan lainnya, maka siap-siap mendapatkan sentimen dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah China yang dipimpin Presiden Xi Jinping.

China telah melarang lembaga keuangan dan perusahaan pembayaran untuk menyediakan layanan yang terkait dengan transaksi mata uang kripto. Tiongkok bahkan memperingatkan investor agar tidak melakukan perdagangan mata uang kripto yang dianggap pemerintah spekulatif.

Pengumuman resmi disampaikan bersama oleh tiga badan yakni Asosiasi Keuangan Internet Nasional China, Asosiasi Perbankan China, dan Asosiasi Pembayaran dan Kliring China


Mengutip CNBC International yang melansir Reuters, ini adalah upaya baru China untuk menekan pasar perdagangan digital yang berkembang massif.

Di bawah aturan itu, lembaga keuangan termasuk bank dan saluran pembayaran online, tidak boleh menawarkan klien apapun terkait cryptocurrency.

Otoritas China menyebut, penggunaan uang kripto secara serius melanggar keamanan properti orang. Bahkan, mengganggu tatanan ekonomi dan keuangan normal.

"Institusi tidak boleh menyediakan layanan tabungan, kepercayaan atau penjaminan cryptocurrency, atau mengeluarkan produk keuangan yang terkait dengan cryptocurrency," tegas pernyataan itu dikutip lagi, Kamis (20/5/2021).

Bukan kali ini saja China berang. Pada 2017, Negeri Panda juga menutup bursa mata uang kripto lokalnya, yang menyumbang 90% perdagangan Bitcoin global.

Juni 2019, bank sentral juga memblokir akses ke semua pertukaran mata uang kripto domestik dan asing, termasuk situs web "Penawaran Koin Perdana". Tujuannya untuk menekan semua perdagangan mata uang kripto dengan larangan penukaran mata uang asing.

Pernyataan tersebut juga menyoroti risiko perdagangan kripto. Di mana otoritas menegaskan kembali ke warga bahwa mata uang virtual "tidak didukung oleh nilai nyata", harganya mudah dimanipulasi, dan kontrak perdagangan tak dilindungi hukum China.

Di pasar kripto, harga Bitcoin kembali melanjutkan pelemahannya pada perdagangan Rabu (19/5/2021) siang, melanjutkan aksi jual besar-besaran yang dimulai seminggu yang lalu.

Berdasarkan data dari Investing pada pukul 13:16 WIB Rabu kemarin, harga salah satu komoditas kripto paling populer di dunia itu ambles hingga 12,25%% ke level US$ 39.812,50 atau setara dengan Rp 569 juta. Sekitar US$ 280 miliar atau Rp 4.004 triliun (kurs Rp 14.300/US$0 menguap dari pasar kripto.

Bahkan pada perdagangan tengah hari, harga Bitcoin sempat ambruk hingga 13% ke level US$ 38.585.86, berdasarkan data dari CoinDesk, dan menjadi level terendah sejak 9 Februari lalu.

Selain kabar dari Xi Jinping, Tim Riset CNBC Indonesia menilai sentimen negatif lain yang menjadi pemberat Bitcoin dan lainnya ialah pernyataan CEO Tesla Elon Musk yang mengatakan bahwa ia telah menangguhkan Bitcoin dapat menjadi alat pembayaran untuk membeli mobil Tesla. Hal ini dikarenakan adanya dampak lingkungan yang serius seiring masifnya proses penambangan Bitcoin.

Di sinilah komputer bertenaga tinggi digunakan untuk memecahkan algoritma matematika yang kompleks untuk menambah jumlah Bitcoin yang beredar di pasar dan memungkinkan untuk transaksi menggunakan bitcoin.

Akibat komentar Musk terkait hal tersebut, tak hanya Bitcoin saja yang kehilangan dayanya, tetapi hampir seluruh mata uang kripto utama juga turut turun hingga lebih dari US$ 300 miliar.

Harga Bitcoin sudah ambruk hingga 39% dari level tertinggi sepanjang masa di US$ 64.829,14 yang dicapai pada pertengahan April lalu.

Vijay Ayyar, kepala pengembangan bisnis di bursa cryptocurrency Luno mengatakan bahwa penurunan dikisaran 30% hingga 40% masih terbilang wajar, selama Bitcoin bisa membentuk kembali tren bullish-nya.

"Jadi, saya mengharapkan bahwa Bitcoin kembali mencapai level US$ 64.000, kami perkirakan bahwa level bottom Bitcoin berada dikisaran US$ 38.000 - US$ 40.000," kata Ayyar, dikutip dari CNBC International.

Sementara itu, Manajer Investasi Galaxy Digital, Mike Novogratz mengatakan kepada CNBC International pada Selasa kemarin bahwa dia memperkirakan Bitcoin akan berkonsolidasi di kisaran level US$ 40.000 - US$ 55.000.

"Kami tidak hanya menebak-nebak. Kami melihat institusi mulai masuk, walaupun hal itu mungkin memerlukan beberapa waktu," kata Novogratz, sebagaimana dilansir dari CNBC International.


[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Adblock test (Why?)


https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMieGh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIxMDUxOTIxMjMxOS0xNy0yNDY4MzYvdGFiYWgteWFoLWhhcmdhLWJpdGNvaW4tY3MtYW1icnVrLWFwYS1pbmktc2FsYWgteGktamlucGluZ9IBAA?oc=5

2021-05-19 23:40:00Z
52782772210295

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tabah yah! Harga Bitcoin cs Ambruk, Apa Ini Salah Xi Jinping? - CNBC Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.