JAKARTA, investor.id – Secara historis dalam 10 tahun terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada September cenderung terkoreksi dengan probabilitas 60% dan rata-rata return -1,32%. Meski demikian, beberapa saham tetap berpeluang besar memberikan cuan pada bulan ini.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengungkapkan, sejumlah katalis domestik dan global berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG pada September tahun ini. Sementara itu, sejak awal tahun 2023, IHSG naik 1,85% (year to date/ytd) ke level 6.977 (1/9/2023).
“Dari domestik, sentimen yang dicermati pelaku pasar adalah inflasi tahunan yang tercatat 3,27% pada Agustus 2023, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 3,08%. Kenaikan inflasi dipengaruhi oleh harga pangan, salah satunya kenaikan harga beras karena musim kemarau yang berkepanjangan (El Nino). Akibatnya, volume produksi turun di tengah kuatnya konsumsi domestik,” kata Ratih dalam ulasannya, yang dikutip pada Minggu (3/9/2023).
Advertisement
Selain kenaikan harga beras, menurut dia, harga komoditas energi juga meningkat yang berimbas pada inflasi di sektor transportasi.
Sentimen lainnya, pelaku pasar berpotensi mengambil langkah profit taking setelah IHSG menguat dalam 3 bulan beruntun sejak Juni hingga Agustus 2023. Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 September 2023 akan kembali memberlakukan auto rejection bawah (ARB) simetris. Dampak negatifnya adalah fluktuasi harga saham yang signifikan, apalagi saham tersebut memiliki pembobotan cukup besar terhadap IHSG.
Meskipun IHSG diterpa oleh sentimen negatif, namun pada periode Agustus 2023, indeks PMI manufaktur nasional versi S&P Global tercatat di level 53,9, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 53,3. “Output produksi terakselerasi sejalan dengan tangguhnya konsumsi domestik,” sebut dia.
Dari global, pertumbuhan ekonomi (PDB) Amerika Serikat (AS) pada kuartal II-2023 direvisi menjadi 2,1%, masih lebih tinggi dari kuartal sebelumnya sebesar 2%. Hal ini memberi katalis positif bagi kenaikan harga komoditas energi, seperti batu bara dan migas.
Pemulihan ekonomi juga berlangsung di Tiongkok, yang tercermin dari PMI manufaktur versi Caixin periode Agustus 2023 kembali di level ekspansif sebesar 51, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat 49,3. Akselerasi tersebut sejalan dengan stimulus Pemerintah Tiongkok untuk meningkatkan daya beli.
Pelaku pasar juga akan mencermati keputusan suku bunga The Fed pada FOMC 20-21 September mendatang. Suku bunga The Fed diproyeksikan tetap pada level 5,25-5,50%. Optimisme tersebut sejalan dengan data tenaga kerja yang telah mereda, dimana tingkat pengangguran pada Agustus 2023 telah naik menjadi 3,8% dari bulan sebelumnya sebesar 3,5%, meskipun non farm payroll tercatat 187 ribu, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 157.
Saham Potensial Cuan
Editor: Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id)
Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Investor.ID". Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link https://t.me/+oCMJPFzpWeg0OGZl, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
https://news.google.com/rss/articles/CBMiY2h0dHBzOi8vaW52ZXN0b3IuaWQvbWFya2V0LzMzOTU1NC9zZWNhcmEtaGlzdG9yaXMtaWhzZy1zZXB0ZW1iZXItY2VuZGVydW5nLXRlcmtpa2lzLXBpbGloLXNhaGFtLWluadIBAA?oc=5
2023-09-03 11:01:00Z
2388157880
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Secara Historis IHSG September Cenderung Terkikis, Pilih Saham Ini - Investor.ID"
Post a Comment